Purwakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

"Itu tragedi kemanusiaan. Saya sering mengatakan, di negeri ini tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun. Adu domba melalui aksi terorisme itu tindakan keji," katanya, di Purwakarta.

Menurut dia, upaya menebarkan sentimen kebencian dalam terminologi SARA harus segera dihentikan. Jika tidak, rakyat akan terus menjadi korban karena akan timbul kecemasan di tengah masyarakat.

"Seluruh tindakan atas nama dendam dan kebencian hanya akan melahirkan kecemasan. Rakyat yang tidak berdosa menjadi korban. Karena itu, saya tegaskan bahwa tindakan kekerasan itu common enemy bagi kita," katanya.

Dalam menghadapi fenomena tersebut, perlu sikap tegas semua pihak dalam rangka penyelesaiannya. Tanpa itu, aksi serupa dapat terjadi kembali di masa yang akan datang.

"Semua pihak tidak boleh ragu untuk melakukan tindakan. Saya meminta aparat berwajib untuk berjuang melawan tindakan kekerasan dengan support aktif dari masyarakat," katanya.

Atas hal itu, tambahnya, piranti hukum berupa revisi Undang Undang Terorisme harus segera diselesaikan. Ini bertujuan agar ada tindakan preventif dari pihak berwenang untuk aksi terorisme pra kejadian.

"Saya juga meminta kepada DPR dan Pemerintah agar segera mengesahkan revisi UU Terorisme. Sehingga tindakan terorisme bisa dicegah sebelum terjadi," katanya.

Baca juga: Polisi: korban tewas bom gereja Surabaya menjadi 10 orang

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018