Surabaya (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa pelaku pengeboman gereja di Surabaya, Jawa Timur, menggunakan dua anak kecil dalam melakukan aksi bom bunuh diri.

"Pelaku menggunakan dua anak berumur kurang lebih 10 tahun yang digunakan juga untuk pelaku bom bunuh diri," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menggelar konferensi pers di Surabaya, Minggu.

Presiden selepas mendapatkan laporan terkait dengan pengeboman tiga gereja di Surabaya langsung membatalkan dua agendanya di Jakarta dan seketika bertolak ke Surabaya.

Ia pun mendatangi dua lokasi gereja yang mendapat serangan aksi terorisme tersebut, yakni GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna.

Selanjutnya, Presiden juga mengunjungi korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Presiden pun menyesalkan bahwa aksi pengeboman itu telah menelan banyak korban, di antaranya anak-anak yang tidak berdosa.

Keprihatinan tersebut disampaikan Presiden mengingat seharusnya tidak terjadi atau jatuh korban yang begitu banyak, terlebih anak-anak kecil.

"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian, dan juga anak-anak yang tidak berdosa," katanya.

Presiden menegaskan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, semua ajaran agama menolak terorisme dengan alasan apa pun.

Pada kesempatan itu Presiden didampingi sejumlah pejabat, di antaranya Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menko Polhukam Wiranto, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Panglima TNI Marsekal.

Baca juga: Jokowi: Teror bom geraja Surabaya sungguh tindakan biadab
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018