Mataram (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi mengutuk aksi pemboman yang dilakukan teroris di tiga gereja di Surabaya yang mengakibatkan 11 korban jiwa pada Minggu.

Gubernur yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) ini di Mataram, Minggu, menilai tindakan tersebut merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dibenarkan oleh agama manapun, apalagi Islam.

TGB menuturkan, dalam Agama Islam, jangankan dalam keadaan damai, dalam keadaan perang pun, tidak dibenarkan untuk melakukan penyerangan kepada lawan yang sedang melaksanakan ibadah.

"Siapa pun yang mengganggu, apalagi mencelakai, maka dosanya berlipat-lipat," tegas TGB.

Kemudian TGB menyampaikan, sebagai sebuah bangsa, peristiwa pemboman itu merupakan lonceng peringatan bagi kita. Bahwa tindakan tersebut harus segera dihentikan dan cegah sedini mungkin.

"Tindakan ini tidak hanya menyakiti keluarga korban atau umat kristiani. Tetapi juga menyakiti umat Islam," jelasnya.

Selain menyakiti umat Islam, tindakan tersebut menurut TGB juga akan merusak citra Indonesia di mata dunia, yang menganggap bangsa ini belum mampu menangani dan mencegah terjadinya aksi kekerasan seperti ini.

Karena itu, lanjut TGB perlu upaya-upaya masif untuk mencegah terjadinya peristiwa-peristiwa semacam itu. Di antaranya, kalau sudah masuk pada ranah pelanggan hukum dan undang-undang, maka seluruh perangkat keamanan harus bekerja.

Selanjutnya, menurut gubernur berupaya sama-sama untuk mengedukasi dan membina para pemuda agar tidak terpapar oleh konsep dan pemahaman yang keliru tentang Islam. Termasuk harus memahami secara utuh bagaimana para founding fathers suku membangun bangsa dengan konsep Pancasila.

"Indonesia adalah miliki kita. Mari kita sama-sama jaga," tandas TGB.

Baca juga: Umat Islam di Sampit doakan korban ledakan bom di gereja Surabaya

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018