Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan tidak ada perukyat yang melihat hilal atau bulan baru sehingga awal puasa ditetapkan pada Kamis (17/5).

"Dari pelaku rukyatul hilal yang tersebar 95 titik sampai dengan sidang isbat berlangsung kami terima, 32 pelaku yang melaporkan tidak satupun yang berhasil melihat," kata Lukman dalam jumpa pers Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan para perukyat yang disebar di sejumlah titik strategis di seluruh Indonesia itu telah disumpah.

"Lalu kami mendengarkan kesaksian mereka," kata dia.

Sementara dari aspek hisab atau perhitungan astronomi, Lukman mengatakan bulan tidak mungkin terlihat karena hilal berada di bawah cakrawala.

Sebagaimana laporan Direktur Jenderal Bimas Islam, kata dia, posisi hilal di Indonesia ada pada kisaran minus satu derajat 36 menit sampai nol derajat dua menit.

Dari penjelasan Lukman di atas baik dari metode rukyat dan hisab menandakan hilal tidak akan bisa dilihat dengan mata telanjang ataupun memenuhi kriteria masuknya bulan baru sesuai metode hisab imkanurrukyat versi pemerintah minimal dua derajat di atas cakrawala.

Baca juga: Kemenag Kalsel pantau hilal di enam titik

Baca juga: Tim Rukyat : Hilal tak terlihat di Situbondo

Baca juga: Pemerintah tetapkan awal puasa Kamis

 
Anggota tim Rukyatul Hilal Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali mencari posisi bulan dengan teleskop terprogram saat pengamatan bulan untuk menentukan mulainya puasa di Pantai Patra Bali, Kuta, Selasa (15/5/2018). Tim Rukyatul Hilal tidak berhasil melihat bulan dalam kegiatan itu karena kondisi berawan tebal. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018