Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 56 poin menjadi Rp14.086 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.030 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS mengalami apresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia terbantu kenaikan yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun kembali ke atas level 3 persen.

"Kenaikan imbal hasil memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara maju lainnya, sehingga meningkatkan daya tarik dolar AS," katanya.

Ia mengatakan meningkatnya imbal hasil AS memicu perpindahan arus modal dari pasar berkembang. Salah satu faktor yang mendukung imbal hasil obligasi Amerika Serikat itu yakni tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Ia menambahkan bahwa peluang bagi dolar AS untuk melanjutkan apresiasinya juga masih cukup terbuka pada perdagangan berikutnya, jika data ijin membangun di Amerika Serikat dirilis lebih tinggi dari estimasi pasar.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed mengatakan bahwa saat ini perhatian investor sedang tertuju pada rapat kebijakan Bank Indonesia. Sedianya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dilaksanakan pada 16-17 Mei 2018.

"Bank Indonesia mungkin meningkatkan suku bunga guna menstabilkan rupiah dan mengurangi kekhawatiran investor mengenai arus keluar modal," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (16/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.094 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah ke Rp14.065

Baca juga: IHSG Rabu ditutup menguat 3,34 poin

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018