Malang (ANTARA News) - Penumbuh jenggot, jambang dan kumis alami karya mahasiswaa Universitas Brawijaya (UB) Malang menyabet medali emas pada International Invention dan Innovative Competition (InIIC) Series 1/2018, kategori Higher Institution Student di Malaysia, Sabtu (12/5).

Penumbuh jenggot, jambang dan kumis yang diberi nama Apis Beard itu digagas lima mahasiswa dari fakultas yang berbeda, kata salah satu mahasiswa tersebut, Guruh Prasetyo dari Fakultas Peternakan tahun 2014, di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Ia bekerja sama bersama mahasiswa lainnya, yakni M Andika Yudha H (Fapet 2016), M Farhan Baehaqi (Fakultas Pertanian/FP 2016), Helmy Aulia Muhammad ( FP 2016), dan MRizal Fauzi (Teknik Kimia 2014).

"Produk penumbuh jenggot, jambang, kumis, dan bulu dada alami ini menjadi produk yang kian digemari pria di Indonesia. Jambang atau kumis akan mengesankan sifat maskulin pria, bahkan jenggot pada pria dianggap sebagai tanda kehormatan dan kebijaksanaan pada era Yunani kuno dan peradaban Mesopotamia," kata Guruh Prasetyo.

Sayangnya, kata Guruh, produk minyak atau balm penumbuh rambut ini masih didominasi produk impor dan mengandung bahan sintetis kimia yang bersifat kurang baik pada kesehatan kulit maupun rambut. Namun, yang lebih parah dapat menyebabkan kurangnya rasa cinta masyarakat terhadap produk dalam negeri.

Oleh karena itu, Guruh dan rekannya menciptakan Apis Beard, yakni sebuah produk penumbuh rambut yang mengandung biotin dari bee pollen yang terfermentasi di sarang lebah. Bentuk produk ini berupa balsem dan esensial oil yang mengandung vitamin E tinggi dan natural biotin dari bee poolen lebah apis.

Menurut dia, ramuan itu bisa mempercepat pertumbuhan rambut. Agar menarik, Apis Beard ini diberi berbagai macam aroma, seperti vanila, orange, tea tree dan green tea. Ramuan ini juga tidak memakai bahan kimia.

Guntur mengatakan melalui produk tersebut, tim peneliti yang dibimbing oleh Firman Jaya, salah satu dosen Teknologi Hasil Ternak ahli bidang pengolahan hasil lebah madu, berhasil memperoleh medali emas di ajang bergengsi InIIC di Malaysia.

InIIC merupakan kompetisi tingkat Internasional bagi peneliti, dosen, mahasiswa, serta siswa yang diselenggarakan oleh MNF Network Malaysia. Tahun ini InIIC mengusung tema Innovation For Sustainable Growth yang dilaksanakan di Federal Hotel, Bukit Bintang Road-Kuala Lumpur-Malaysia, Sabtu (12/05).

Selain meraih medali emas, para peneliti muda UB itu juga mendapatkan program hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kemenristek Dikti pendanaan 2018.

Baca juga: Ratusan calon mahasiswa Universitas Brawijaya tak registrasi

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018