London (ANTARA News) - Inggris kembali memerangi plastik yang digunakan pembungkus berbagai produk makanan yang banyak digunakan perusahaan menyusul adanya gaya hidup masyarakat Inggris serba praktis dengan membeli makanan siap saji dalam kemasan plastik.

Kampanye besar-besar dilakukan masyarakat Inggris yang dimotori harian terkemuka di Inggris The Daily Mail melakukan gerakan The Mail's Great Plastic Pick Up on the weekend pada akhir pekan. Sepuluh tahun yang lalu, Daily Mail meluncurkan kampanye mengakhiri bencana kantong plastik yang menyumbat lautan.

Dari hasil yang dilakukan 10 tahun lalu Inggris berhasil pengurangan 85 persen penggunaan jumlah tas plastik yang digunakan dan kini supermarket menyatakan berusaha untuk menghilangkan kemasan sekali pakai dan botol plastik dengan skema cash-back yang sedang dipertimbangkan di Inggris .

Dalam Minggu ini, harian Daily Mail kembali meningkatkan perangnya melawan plastik dengan kampanye yang disebut The Great Plastic Pick Up. "Kami telah bergabung dengan Keep Britain Tidy untuk mendorong berbagai komunitas, sekolah, keluarga, dan individu berkumpul membersihkan sampah di jalan-jalan, pantai, dan tempat umum," ujar Juru kampanye plastik untuk Friends of the Earth, Julian Kirby.

Dikatakamnya dimana pun Anda tinggal, Anda dapat membuat perbedaan hanya dengan beberapa jam mengumpulkan plastik, kaleng, dan sampah umum dan membuangnya dengan aman.

Sebanyak 8.500 warga Inggris dari seluruh daerah berpartisipasi dalam kampanye melibatkan Army Cadet, siswa dan pelajar serta keluarga yang akan memungut sampah plastik di jalan-jalan dan di taman-taman.

Disisi lain lebih dari 40 perusahaan seperti Coca-Cola dan Asda, menandatangani perjanjian untuk memotong polusi plastik selama tujuh tahun ke depan. Berbagai perusahaan berjanji untuk menghormati sejumlah janji seperti menghilangkan kemasan makanan sekali pakai melalui desain yang lebih baik.

Berbagai makanan siap saji yang dijual di supermarket seperti Marks&Spencer, Tesco, Aldi, Sainsbury yang digunakan pembungkus sandwich atau biskuit, makanan dan minuman botol lainnya setiap hari menyumbang sampah plastik.

Menurut laporan para pengusaha bergabung dengan pemerintah, asosiasi perdagangan, dan juru kampanye untuk membentuk Pakta Plastik Inggris.

Beberapa perusahaan, raksasa seperti Procter & Gamble dan Marks & Spencer, berkomitmen untuk membuat 100% kemasan plastik siap untuk didaur ulang atau pengomposan pada tahun 2025. Limbah makanan dalam industri makanan dan ritel bernilai 1,9 milyar poundsterling

Kelompok kampanye berkelanjutan dipimpin WRAP (Program Aksi Limbah dan Sumber Daya) merupakan yayasan amal di Inggris mengaku memiliki alat untuk melakukan penghematan .

Kepala Eksekutif WRAP Marcus Gover, menyebutkan pakta ini digambarkan sebagai "peluang sekali seumur hidup" untuk memikirkan kembali plastik yang merusak lingkungan.

Dikatakan dibutuhkan transformasi skala besar keseluruhan dari sistem plastik dan hanya dapat dicapai dengan menyatukan semua tautan dalam rantai di bawah komitmen bersama untuk bertindak. ?Itulah yang membuat Pakta Plastik Inggris menjadi unik.

Rangkaian perjanjian untuk mengatasi polusi plastik selama tujuh tahun mendatang antara lain menghilangkan penggunaan kemasan plastik tunggal yang sulit atau tidak perlu melalui desain yang lebih baik dan membuat 100% kemasan plastik dapat digunakan kembali atau didaur ulang atau dibuat kompos. Dipastikan 70% kemasan plastik dapat didaur ulang atau menjadi kompos 30%.

Perjanjian untuk mengurangi limbah plastik didukung Yayasan Ellen MacArthur.

The yachtswoman, yang memecahkan rekor solo berlayar di seluruh dunia pada tahun 2005, telah lama berkampanye untuk produk plastik yang digunakan kembali.

Kesepakatan ini disambut oleh kelompok lingkungan yang selama bertahun-tahun mengkritik pebisnis karena gagal merancang produk dengan bahan daur ulang. Organisasi Friends of the Earth mengatakan langkah pemerintah diperlukan untuk memastikan target terpenuhi.

Juru kampanye plastik untuk Friends of the Earth, Julian Kirby mengatakan untuk mencegah industri menggunakan plastik dan mendaur ulang , selain peraturan dan pajak. Julian Kirby, mencoba semua bahan yang berbeda penganti plastik yang digunakan untuk sedotan.

Pakta ini dirancang adanya keprihatinan publik tentang limbah plastik, apa yang disebut efek "Planet Biru" setelah serial televisi yang disampaikan penyiar dan naturalis Inggris, Sir David Attenborough.

Menteri Lingkungan Inggris, Michael Gove mengatakan pemerintah, bisnis dan masyarakat harus bekerja sama memerangi sampah plastik. "Saya senang melihat begitu banyak pebisnis yang ikut dalam perjanjian dan berharap orang lain akan segera mengikutinya."

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018