Kenaikan `policy rate` ditempuh sebagai bagian untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian keuangan dunia dan penurunan likuiditas global."
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut kenaikan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" merupakan langkah bauran kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dari tekanan ekonomi global.

Agus dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan instrumen suku bunga acuan saat ini harus ditujukan untuk stabilisasi guna mengantisipasi peningkatan ketidakpastian keuangan dunia dan penurunan likuiditas global.

"Kenaikan `policy rate` ditempuh sebagai bagian untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian keuangan dunia dan penurunan likuiditas global," ujarnya.

Kenaikan suku bunga acuan diharapkan juga dapat membantu menjaga iklim investasi agar modal asing bisa kembali masuk ke pasar keuangan domestik. Modal asing yang masuk berbentuk valas akan membantu untuk memenuhi permintaan valas sehingga tidak ada kelangkaan, yang dapat mengurangi nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi dari Januari hingga akhir April 2018 sebesar 2,06 persen (year to date/ytd).

"Ke depan, BI akan tetep melakukan stabilisasi untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dan mendorong pengembangan pasar keuangan," kata Agus.

Agus menambahkan tekanan dari eksetrnal juga masih membayangi dari rencana kebijakan pengetatan moneter The Federal Reserve, Bank Sentral AS. Pandangan BI, kata Agus, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya dua kali lagi hingga akhir tahun sehingga terakumulasi menjadi tiga kali dalam tahun ini.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018