Semua orang boleh ke masjid, tapi jangan kampanye di masjid. Kan di masjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke pesantren, ke masjid."
Bandung (ANTARA News) - Calon gubernur Jawa Barat nomor empat, Deddy Mizwar menyayangkan langkah KPI menghilangkan karakter yang diperankannya dalam sinteron bulan Ramadhan `Cuma di Sini` dengan alasan kental bermuatan materi kampanye Pilkada Jawa Barat 2018.

Pria yang akrab disapa Demiz ini, Sabtu, mengatakan, langkah somasi terhadap KPI terus berjalan dengan harapan memberikan ruang bermain sinetron, pasalnya, dirinya yang saat ini cuti dari tugas Wakil Gubernur Jawa Barat, mengutamakan main sinetron sebagai mata pencaharian keluarga.

"Somasi berjalan terus, jadi orang tidak boleh mencari nafkah oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI. Saya kan cuma bisa main sinetron, kedua, saya sebagai umat Islam tidak boleh syiar, dakwah, ini sangat menyedihkan," ujar Demiz.

Menurutnya, profesionalitas KPI dalam mencermati materi skenario yang ditayangkan apakah banyak bermuatan kampanye Pilgub Jabar, seharusnya dilakukan karena, dalam film tersebut menggambarkan kehidupan sosial bermasyarakat Ibu Kota Jakarta.

"Semestinya semua calon kepala daerah boleh main sinetron, main film yang penting adalah kontennya tidak boleh ada kampanye. Contohnya, semua orang boleh main golf, tapi waktu pertandingan golf jangan ada unsur kampanye," katanya.

"Semua orang boleh ke masjid, tapi jangan kampanye di masjid. Kan di masjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke pesantren, ke masjid," katanya.

Demiz menambahkan, dampak langkah KPI tidak hanya merugikan dirinya, melainkan para pemain di sinetron `Cuma di Sini` sebagian berhenti.

"Jadi ini sangat diskriminatif, cenderung ada tendensi yang merugikan, sebab tidak hanya saya saja yang tidak boleh main. Ada beberapa pemain tidak bisa main dalam film saya, dia off dan penghasilannya pun off. Jadi bukan saya saja korbannya," katanya.

Dia menegaskan, kondisi tersebut sangat disayangkan terjadi di lingkungan KPI yang dimana sinetron yang disiarkan bermuatan edukasi rohani di bulan suci Ramadhan.

"Enggak ada gambaran Jawa Barat, gak ada kampanye. Ini kan kota besar masyarakat urban. Insha Allah KPI bisa banyak belajar lagi ke depannya, agar tidak menginjak-nginjak HAM, banyak merugikan orang. Yang penting bukan kalah atau menang, tapi melawan kedzaliman" ujar Demiz.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018