Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi turun 42 poin menjadi Rp14.175 per dolar AS dari Rp14.133 per dolar AS, antara lain terdampak pergerakan imbal obligasi Amerika Serikat, yang menjadi faktor penahan dana asing masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

"Imbal hasil obligasi AS berimbas pada kenaikan dolar AS sehingga membuat mata uang di sejumlah negara berkembang cenderung melemah," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.

Reza menambahkan sentimen perdagangan Amerika Serikat juga masih menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gejolak mata uang dan ekonomi global. Ia berharap keputusan Bank Indonesia menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen dapat berimbas positif bagi nilai tukar rupiah.

Selain itu, target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen sampai 5,8 persen dalam RAPBN 2019 diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018