Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan agar setiap anggota masyarakat segera melapor kepada aparat berwenang jika melihat kelompok meresahkan yang bersifat radikal dan antiperdamaian.

"Semua pihak harus waspada. Jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat jika melihat orang atau kelompok yang mencurigakan dan mengganggu ketenangan masyarakat," kata Bambang Soesatyo dalam rilis di Jakarta, Senin.

Untuk itu, Bambang menginginkan agar warga dapat memperkuat solidaritas hingga ke lingkup terkecil di tingkat RT dan RW.

Politisi Golkar itu menegaskan bahwa pergerakan orang-orang radikal harus ditutup sampai lingkup yang terkecil di masyarakat.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan radikalisme dan kebencian.

Ketua DPR juga menyatakan tidak rela bila perilaku orang-orang radikal yang tidak bermoral dan selalu berupaya mengusik rasa perdamaian di tengah masyarakat itu sampai mengganggu kerukungan antara umat beragama di Nusantara.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada keluarga Indonesia untuk berhati-hati terhadap paham radikalisme yang dikembangkan sel-sel terorisme di Tanah Air.

"Saya hanya ingin mengingatkan, ideologi yang kejam ini, telah masuk dalam sendi-sendi keluarga kita. Ini yang harus hati-hati di sini," kata Presiden saat acara buka bersama di Istana Negara Jakarta, Jumat (18/5).

Kepala Negara mengatakan sebuah keluarga itu seharusnya membangun optimisme pada anak, tapi akan terjadi kebalikannya jika mengikuti ideologi terorisme.

Sebelumnya, Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Paramadina Ihsan Ali Fauzi mengatakan penanganan yang benar terhadap konflik yang pernah terjadi di Indonesia merupakan bagian dari deradikalisasi yang harus dilakukan negara untuk mencegah aksi-aksi teroris.

"Banyak yang terlibat jaringan Jamaah Islamiyah bukan karena pemikirannya yang radikal, melainkan ingin balas dendam karena keluarganya terbunuh dalam konflik yang tidak teratasi dengan baik," kata Ihsan dalam sebuah diskusi publik tentang deradikalisasi di Jakarta, Kamis (17/5).

Oleh karena itu, kata Ihsan, program deradikalisasi yang dilakukan negara seharusnya adalah menangani konflik yang terjadi sebelumnya dengan benar, kemudian memberikan perhatian kepada para penyintas konflik agar tidak bergabung dengan jaringan radikal.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018