Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank, di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp14.131 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.103 per dolar Amerika Serikat.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, di Jakarta, Selasa, mengatakan, dolar Amerika Serikat meningkat karena prospek ekonomi yang membaik dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

"Kelanjutan peningkatan di jangka pendek bergantung pada notulen FOMC yang sedianya akan dirilis dalam waktu dekat," katanya.

Ia mengatakan, pelaku pasar sedang menanti hasil notulen itu mengenai seberapa agresif The Fed meningkatkan suku bunga. Selain itu, pasar juga menanti pendapat The Fed mengenai harga minyak mentah dunia, apakah memengaruhi kebijakan moneternya.

Dari dalam negeri, lanjut dia, perhatian investor akan tertuju pada data pertumbuhan kredit Indonesia yang dapat memberi gambaran tentang perubahan total kredit dan sewa sepanjang bulan April.

"Pertumbuhan kredit yang sehat dapat meningkatkan optimisme terhadap ekonomi Indonesia," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan, dolar Amerika Serikat sedang meraih momentum penguatan menyusul meredanya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat -China.

"Namun, tertahannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat menahan apresiasi dolar Amerika Serikat lebih tinggi," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Selasa (22/5), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.178 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.176 per dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018