Beijing (ANTARA News) – China akan memangkas bea untuk sebagian besar mobil impor menjadi 15 persen mulai 1 Juli, menurut Kementerian Keuangan pada Selasa (22/5) waktu setempat, menyusul pencairan hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Rencana pengurangan bea impor dari 25 persen itu menguntungkan pembuat mobil internasional, meski mungkin tidak memenuhi ekspektasi Presiden AS Donald Trump untuk menyamai bea AS sebesar 2,5 persen.

Pengumuman tersebut disampaikan saat Wakil Perdana Menteri Liu He dan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin yang memimpin negosiasi di Washington, dan berakhir dengan sebuah kesepakatan untuk mundur dari ambang perang dagang.

Presiden Xi Jinping mengatakan pada April bahwa China akan "banyak menurunkan” bea untuk mobil pada akhir tahun, sebagai bagian dari serangkaian langkah yang dianggap upaya perdamaian kepada Trump ketika kedua negara terjebak perseteruan perdagangan.

Pengurangan hingga 15 persen itu kemungkinan besar akan disambut baik para pembuat mobil yang menjual kendaraan di China, dengan Toyota mengimpor brand Lexus dan raksasa Amerika Ford mengekspor sebagian besar mobil Lincoln mereka.

Awal tahun ini, China juga mengumumkan rencana untuk memperluas batas-batas kepemilikan asing di sektor ini, yang memaksa sebagian besar pembuat mobil asing bergabung dalam usaha patungan dengan perusahaan milik negara China.

China saat ini membatasi kepemilikan perusahaan otomotif asing hingga 50 persen dengan berstatus kepemilikan bersama dengan perusahaan lokal.

Tetapi perubahan tersebut akan mengakhiri batas kepemilikan saham pada perusahaan kendaraan dengan energi terbarukan paling cepat tahun ini, diikuti kendaraan komersial pada 2020 dan mobil penumpang pada 2022, demikian AFP.

Baca juga: AS dan China capai kesepakatan atas ZTE
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018