Kuala Lumpur (ANTARA News) -  Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan akan mengkaji kembali dan kemungkinan mengakhiri kesepakatan dengan perusahaan Amerika pencari pesawat hilang Malaysia Airlines penerbangan MH370, Ocean Infinity, di tengah langkah pemerintah Malaysia memangkas anggaran.

Penerbangan MH370 yang mengangkut 239 manusia itu hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014.

Januari silam pemerintahan Malaysia sebelumnya telah sepakat menyewa Ocean Infinity yang berbasis di Houston sampai 70 juta dolar AS jika menemukan pesawat itu dalam jangka 90 hari pencarian di Samudera Hindia selatan.

"Kami ingin mengetahui detail pencarian, kemestian pencarian ini, dan jika kami menganggapnya tidak perlu, maka kami tidak akan memperbaruinya," kata Mahathir setelah menggelar rapat kabinet pertamanya hari ini.

"Kami tengah mengkaji kembali kontrak itu dan kami mesti mengakhirinya jika tak ada gunanya."

Pengumuman itu disampaikan setelah pemerintahan Mahathir berencana memangkas anggaran belanja pemerintah setelah mempelajari posisi utang Malaysia.

Voice 370, kelompok yang mewakili keluarga orang-orang yang hilang dalam penerbangan itu, menyeru pemerintahan Mahathir untuk mengkaji ulang semua masalah berkaitan dengan hilangnya MH370, termasuk "kemungkinan pemalsuan atau penghilangan catatan-catatan berkaitan dengan MH370 dan pemeliharaannya".

"Kami mendesak pemerintah baru memasukkan ke agenda 100 hari pemerintahannya...penyelidikan lebih jauh mengenai tindakan atau kelalaian apa pun selama operasi yang mungkin telah menghalangi pelacakan, pencarian, pertolongan dan penemuan (pesawat itu)," kata Voice 370 seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Ungkap utang 65% dari PDB, Mahathir akan pangkas gaji menteri
 

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018