Temanggung (ANTARA News) - Indonesia tidak lagi impor bawang merah sejak tahun 2016, kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi.

"Bahkan, pada 2017 kita telah mengekspor sebanyak 7.760 ton bawang merah pada 2017," katanya usai peresmian pasar lelang cabai di Desa Ngimbrang, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Rabu.

Ia menuturkan untuk komoditas bawang merah kondisinya sudah terbalik, dulu Indonesia impor sekarang ekspor.

Ia menyebutkan ketersediaan atau pasokan bawang merah bulan Mei-Juni 2018 antara 125.000 hingga 127.000 ton per bulan, sedangkan kebutungannya sekitar 111.000 hingga 116.000 ton per bulan sehingga secara nasional surplus 8.000 hingga 14.000 ton bawang merah.

Ia mengatakan sentra bawang merah, antara lain dari Brebes dan Demak, untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran 2018 secara nasional aman dan harga stabil.

Menurut dia strategi yang digunakan untuk menjamin komoditas bawang merah ini bagaimana supaya bisa stabil antarbulan, sehingga tanaman ini harus ada terus dan juga membangun kawasan-kawasan bawang merah tidak hanya di Pulau Jawa.

"Kawasan bawang merah kita dorong di luar Jawa sehingga bisa memasok daerahnya sendiri," katanya.

Selain itu, katanya mengamankan aspek pasokan sampai ke pola distribusinya menjalin kerja sama dengan semua pihak sehingga lebih lancar.

"Apabila ada ganguan-gangguan tata niaga tidak sehat, kita kerja sama dengan satgas pangan," katanya.

Menurut dia, kebijakan yang sama juga diterapkan untuk komoditas cabai yang sejak 2016 tidak lagi impor cabai segar sejak 2016.

"Hal ini berkat program-program Kementerian Pertanian yang mengembangkan kawasan-kawasan cabai.

Ia menyebutkan cabai merah besar ketersediaan atau pasokan bulan Mei dan Juni 2018 setiap bulan antara 104 ribu sampai 106 ribu ton, sedangkan kebutuhan Mei Juni 2018 anatar 96-97 ribu ton sehingga bulan Mei dan Juni surplus per bulannya sekitar 8.000 sampai 8.500 ton.

Ia menuturkan untuk cabai rawit ketersediaan bulan Mei dan Juni 2018 per bulannya 83.000-84.000 ton kemudian kebutuhan 75.000-76.000 ton sehingga surplus 8.000-8.300 ton.
 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018