Jakarta (ANTARA News) - Ada satu kegiatan berbeda di Ramadhan tahun ini. Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerja sama dengan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan berbuka puasa untuk masyarakat tidak mampu di kawasan kumuh Jakarta.

Suplai makanan untuk ribuan masyarakat berasal dari sejumlah titik dapur umum yang terletak di beberapa titik. Nantinya, makanan dari dapur umum ini akan langsung didistribusikan ke lokasi yang menjadi target penerima bantuan.     

"Tahun lalu, ACT secara mandiri membagikan 1000 paket Ramadhan setiap hari lewat Humanity FoodTruck," ujar Lidya Khaerani dari ACT kepada ANTARA News.

Dapur umum

Sebuah ruangan kelas PAUD di kawasan Petamburan 2, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (23/5) dipenuhi belasan ibu. Mereka menyulap ruangan itu menjadi dapur umum, rencananya hingga memasuki hari ke-20 Ramadhan nanti.
Dapur umum kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)


Beragam aktivitas memasak sudah dimulai di sana sejak pukul 07.00 WIB tadi, mulai dari menanak nasi beserta lauk pauknya hingga packing makanan ke dalam kotak kardus makanan.  Kotak-kotak itu nantinya akan diserahkan pada masyarakat kurang mampu yang tinggal di sejumlah permukiman kumuh Jakarta Pusat.

Setiap harinya, hampir sekitar 1000 buah kotak mereka siapkan. Menu yang mereka siapkan juga beragam. Hari itu mereka menyiapkan menu ayam goreng, tumis sayur kacang panjang, kacang dengan wortel, sambal, tempe dan kerupuk.

"Kalau kemarin gulai ayam, buncis. Kemarinnya lagi rendang. Pokoknya variasi deh biar enggak bosen," ujar Sri (58) kepada ANTARA News di sela kegiatan memasaknya.
Suasana dapur umum kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)



Tak sekedar memasak
 
Belasan kaum ibu memenuhi ruangan dapur umum tak hanya ingin menyumbangkan tenaga dan waktunya untuk sesama yang membutuhkan. Kebersamaan mereka saat itu toh bagi mereka menjadi obat memperbaiki suasana hatii.  

"Enak bisa sambil mengobrol. Waktu puasa jadi enggak berasa. Kalau di rumah saja mengantuk, bosan," kata Min (72) dan diamini ibu-ibu lainnya.

Dia padahal sudah berjam-jam duduk di atas bangku kecil di depan kompor, mengggoreng ayam. Usia yang sudah memasuki kepala tujuh itu bahkan tak menghalanginya melakukan tugas itu, kendati harus berulang kali mengelap wajahnya karena keringat berucucuran.  

Sambil berkutat dengan pekerjaan masing-masing, membolak-balik nasi dari panci aronan, membungkus nasi, memasukkan lauk dalam kotak, mereka tak berhenti berbicara satu sama lain, tak jarang diselingi candaan yang menuai tawa.

Di depan pintu masuk, Muhammad Syahri memandangi para ibu yang kedua tangannya hampir tak pernah diam. Ketua RT 07 RW 03 yang juga kepala dapur umum itu sesekali ikut bercanda dengan mereka.

"Yang terlibat itu masyarakat sendiri, mereka mau, sukarela, dari ibu-ibu PKK, ada yang janda, sudah lansia," tutur pria yang kerap disapa Choy itu.

Distribusi makanan dimulai

Sekitar pukul 15.15 WIB aktivitas memasak sudah hampir selesai. Ratusan kotak sudah terisi menu makanan dan siap didistribusikan pada masyarakat yang membutuhkan. Kaum adam yang bertugas mengantarkan kotak-kotak itu juga sudah mulai berdatangan.

"Sejauh ini tidak ada kendala. Masyarakat antusias membantu, karena menurut mereka kegiatan ini bisa sekalian menghabiskan hari dengan kegiatan positif," ujar Aang, salah seorang relawan.

Dia mengatakan, di daerah Jakarta Pusat sendiri, ada satu dapur umum (di kawasan Petamburan ini). Dari dapur ini, makanan lalu didistribusikan ke 21 RW di 3 Kecamatan di Jakarta Pusat.
Kotak makanan siap disalurkan ke permukiman kumuh di Jakarta, Rabu (23/5/2018). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)


Dari 21 tiitik ini, kawasan Petamburan mendapatkan jatah 360 kotak, Kebon Melati 270 kotak, Bendungan Hilir 90 kotak, Menteng 360 kotak, Kampung Bali 270 kotak, Senen 450 kotak dan Karet Tengsin 450 kotak.

Distribusi biasanya dimulai pukul 16.00-17.00 WIB, tergantung lokasi yang menjadi sasaran.

Makanan yang tersedia merupakan hasil dari donasi yang ACT kumpulkan di berbagai lokasi pengumpulan, salah satunya di kawasan Petamburan untuk Jakarta Pusat.

Berbuka puasa di sisi rel

Salah satu kawasan yang mendapatkan jatah bantuan makanan berbuka hari itu adalah masyarakat  RT 07 Rw 09, Tanah Abang. Lokasinya yang berjarak sekitar 2,5 km dari dapur umum itu terletak di sepanjang jalur KRL Tanah Abang-Palmerah.
Lokasi penerima bantuan makanan berbuka puasa di kawasan RW 09, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)


Karena lokasi sasaran relatif tak jauh, kotak makanan diantar menggunakan gerobak. Pian dan tiga orang relawan lainnya bertugas mengantarkan gerobak berisi makanan itu.

Waktu berbuka hampir tiba, Ketua RT 07, Wiryanto bergegas mengumpulkan puluhan warganya. Tak butuh waktu lama, setelah ada kabar soal pembagian makanan berbuka, orang-orang segera berkumpul.

Mereka berbaris di depan rumah Wiryanto yang berjarak hanya tiga langkah dari rel KRL itu. Tumirah (50) adalah salah satunya. Janda yang kini tinggal bersama dua anaknya itu mengaku senang karena mendapatkan jatah makanan berbuka.

"Ibu tinggal sama dua anak ibu di rumah. Alhamdulillah dapat bantuan. Sebelumnya berlum pernah," kata dia.  
Tumirah (50), warga RW 09, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menerima bantuan makanan buka puasa, Rabu (24/5/2018). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)


Sebanyak 90 kotak makanan sudah sampai ke tangan yang berhak. Sebagian yang sudah menerima hidangan berbuka duduk di depan rumah mereka masing-masing, menunggu azan magrib berkumandang.

Mereka duduk membelakangi rel sambil menyiapkan penganan berbuka lainnya, ditemani KRL yang lalu lalang setiap beberapa menit.

Sesekali mereka menutup piring berisi makanan karena tak ingin tersentuh debu yang datang bersama KRL atau sekedar menutup hidung dan mulut menggunakan telapak tangan bila angin berhembus kencang, menyapu butiran kecil yang ada didepannya.
Suasana menjelang waktu berbuka puasa di kawasan RW 09, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2018). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)


Wiryanto mengatakan, sebagian warganya bekerja di pasar, menjadi pedagang di sana, atau sekedar menjadi buruh pabrik. Sebagain lagi bahkan tak bekerja.

"Dulu, di sini rawan. Banyak yang minum-minuman keras. Sekarang, Alhamdulillah sudah membaik," tutur dia bersmaan dengan azan magrib berkumandang. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018