Venesia (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menginginkan arsitek Indonesia dapat duduk sejajar dengan para arsitek di dunia melalui karya-karyanya, yang salah satunya ditampilkan dalam pameran arsitek bergengsi internasional Venice Architecture Biennale (VAB) 2018 di Venisia.

"Ini sebetulnya adalah sebuah pemikiran kontemporer dari karya arsitek. Lebih jauh lagi, kami berharap arsitek Indonesia duduk sejajar dengan para arsitek dunia," kata Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak ditemui Antaranews di Paviliun Indonesia pada ajang VAB di Venesia, Italia, Kamis.

Menurut Joshua, karya yang ditampilkan dengan tema "Sunyata: The Poetics of Emptiness" dengan kurator utama Ary Indrajanto tersebut mampu menjawab tantangan kurator VAB dengan tema utama "Free Space" atau ruang ruang semua.

"Ini menurut saya sebuah karya yang luar biasa. Menurut saya pribadi, ini adalah sebuah 'approach' yang luar biasa untuk menampilkan jawaban atas tantangan dari tema utama tersebut," ungkap Joshua.

Menurutnya, pengunjung tidak hanya dapat melihat atau menyaksikan sebuah karya, namun mereka juga dapat merasakan dan menjadi bagian dari karya tersebut.

"Yang menarik adalah pengunjung dibawa ke dalam 'experience emotional', di mana mereka bisa berjalan di tengahnya, ada lampu, suara, pasti setiap pengunjung merasakan hal berbeda-beda," ungkapnya.

Joshua berharap agar arsitek Indonesia tidak hanya bergelut dalam konteks sejarah dan budaya, namun dapat bergerak maju dalam pengembangannya.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018