Magelang (ANTARA News) - Muhammadiyah Disaster Managemen Center dan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, membuka posko penanganan bencana di Kompleks Rumah Sakit Aisyiyah di Muntilan menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

"Pembukaan posko ini menyikapi status Gunung Merapi yang sudah ditetapkan pada level waspada sehingga perlu mendapat perhatian pihak-pihak terkait," kata koordinator posko Huda Khairun Nahar, di Magelang, Jumat.

Ia menjelaskan petugas dan relawan secara bergiliran bersiaga 24 jam di posko tersebut dengan didukung sejumlah fasilitas dalam penanganan kondisi darurat terkait dengan bencana Merapi.

Mereka yang bertugas di posko tersebut, ujarnya, selain dari jajaran MDMC dan Lazismu Kabupaten Magelang, petugas, dan relawan dari sejumlah unsur, antara lain RSA Muntilan dan organisasi otonomi Muhammadiyah Kabupaten Magelang, seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.

Ia menjelaskan tujuan pembukaan posko tersebut untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi dalam penanganan bencana.

"Dengan harapan ketika sewaktu-waktu terjadi situasi darurat maka dapat segera diputuskan dan dilakukan langkah-langkah penanganannya," katanya.

Pada kesempatan itu Huda juga mengatakan telah menurunkan relawan untuk membagikan masker kepada masyarakat saat terjadi hujan abu dampak letusan Gunung Merapi akhir-akhir ini.

Fasilitas lainnya yang disiapkan, kata Huda yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang itu, enam ambulans dan kesiapan mobilisasi logistik jika terjadi peningkatan skala bencana alam Gunung Merapi.

Berdasarkan pantauan di lapangan pada Jumat ini, aktivitas masyarakat di berbagai desa di Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, dan Muntilan tampak normal. Mereka antara lain beraktivitas di areal pertanian, di pasar-pasar tradisional, perkantoran, dan sekolah.

Aktivitas transportasi umum juga normal, sedangkan truk-truk pengangkut pasir juga beroperasi seperti biasa, namun mengambil material tersebut dari berbagai depo pasir di kawasan Gunung Merapi.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari BPPTKG Yogyakarta pada Jumat pagi, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab Magelang Edy Susanto, radius tiga kilometer dari puncak Merapi masih dilarang untuk aktivitas masyarakat karena tetap ada ancaman lontaran pasir, kerikil, dan batu apabila terjadi letusan susulan.

Baca juga: Sifat letusan Gunung Merapi mengarah efusif

Baca juga: BPPTKG ungkap hasil analisis materi letusan Merapi

Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018