Seoul (ANTARA News) - Banyak orang Korea Selatan marah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Mereka merasa ditipu karena peluang damai seumur hidup sirna begitu saja.

Trump membatalkan pertemuan yang dijadwalkan 12 Juni di Singapura yang tercipta setelah kedua belah pihak adu mengancam dan adu retorika yang membuat dunia khawatir perang global bakal terjadi.

"Korea Utara dalam proses melakukan hal yang dituntut dunia untuk melakukannya. Mereka bahkan meledakkan situs uji coba nuklirnya sendiri," kata Eugene Lim, karyawan berusia 29 tahun di Seoul.

"Trump tidak berniat menciptakan perdamaian di negara kami. Mengapa sih mereka tak membolehkan kami, dua Korea, hidup damai?"

Baca juga: Korea Utara masih membuka diri untuk dialog dengan AS

Kemarin, Korea Utara memastikan telah membongkar fasilitas uji coba senjata nuklirnya Punggye-ri setelah meledakkan terowongan ke situs itu.

Peledakan yang dihadiri belasan wartawan internasional itu terjadi setelah bulan lalu Kim menghentikan semua uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya. Kim juga membebaskan tiga sandera Amerika sebagai bukti itikad baik.

Mahasiswa dan para aktivis hak wanita menggelar unjuk rasa di Seoul demi mengecam Trump.

"Setelah ini, semua dari kami yang tinggal di Semenanjung Korea menanggung akibat perbuatan kamu, jengki," kata Kim Dong-ho, pria berusia 38 tahun yang bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan, seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Trump batal bertemu Kim Jong Un




 

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018