Bantul (ANTARA News) - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggencarkan operasi penyakit masyarakat khususnya minuman keras selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 1439 Hijriah.

"Operasi itu sifatnya rutin baik bulan puasa maupun tidak tetap kami lakukan untuk mengurangi penyakit masyarakat khususnya minuman keras ini harus kami gencarkan," kata Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bantul Sunarto di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, penggencaran operasi penyakit masyarakat tersebut dilakukan baik oleh organisasi perangkat daerah (OPD)-nya sendiri maupun bersama aparat gabungan dengan kepolisian resor (Polres) setempat.

Pihaknya tidak mentargetkan berapa kali operasi pekat selama puasa 2018, akan tetapi jika memang ada indikasi atau mensinyalir wilayah-wilayah yang terdapat peredaran minuman keras langsung akan dilakukan operasi.

"Kami tidak memasang target, tapi kami terus, minggu kemarin sebelum puasa sudah kami lakukan dan kami sidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, jadi kami akan melakukan kegiatan terus sampai nanti menjelang Lebaran," katanya.

Meski demikian, kata dia, dalam memproses pelaku pengedar atau penjual minuman keras hasil operasi disesuaikan dengan jadwal di pengadilan. Pelaku pekat tersebut didakwa pelanggaran perda dalam tindak pidana ringan.

Ketika disinggung wilayah-wilayah Bantul yang jadi target sasaran operasi pekat, Sunarto enggan menyebutkan karena dikhawatirkan informasi itu `bocor` dan hasilnya tidak maksimal karena pelaku sudah bersiap.

"Kami tidak bisa menyampaikan, pokoknya nanti titik-titik yang mmang kami duga di situ ada peredaran dan penjualan minuman keras kami operasi, walaupun sebelum melakukan operasi harus kami lidik dan sebagainya," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan kegiatan operasi terakhir petugas menemukan barang bukti di dalam bunker, juga di pekarangan serta kandang ternak. Itupun ditemukan setelah petugas beberapa kali tidak mendapatkan hasil.

"Jadi sekarang memang sudah canggih mereka, kadang kami tidak menemukan di tempat karena sudah disimpan di tempat lain dan sebagainya, jadi kami harus jeli," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018