Bojonegoro (ANTARA News) - Tim Penilai Geopark Internasional dari Unesco akan mengunjungi Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk melakukan penilaian tujuh geosite yang ditetapkan sebagai Geopark Nasional hamparan minyak bumi, pada 21 Juli 2018.

Tim Peneliti Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta Dr Jatmika Setiawan yang dihubungi dari Bojonegoro, Sabtu menjelaskan Tim Penilai Geopark Internasional yang akan datang yaitu Prof. Dr. Datuk Ibrahim bin Komoo (Malaysia), Dr. Hanang Samudra (Indonesia) dan Ir. Budi Martono juga Indonesia.

"Tim penilai akan menilai tujuh geosite yang masuk kawasan cagar alam geologi (KCAG)," kata dia.

Sesuai data tujuh geosite yang masuk KCAG, yaitu "petroleum geoheritage The Little" Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, struktur "Antiklin" Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan.

Geopark lainnya adalah Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.

Oleh karena itu, ia meminta daerah mempersiapkan berbagai kebutuhan terkait kegiatan penilaian Geopark Nasional hamparan minyak bumi, karena tim juga akan mengunjungi langsung ke lokasi, selain membaca laporan.

"Tim UPNV Yogyakarta yang selama ini mendampingi Bojonegoro akan membuat Laporan Geopark Nasional hamparan minyak bumi, selain dalam Bahasa Inggris juga Prancis," kata dia menjelaskan.

Ia memperkirakan kalau semua berjalan lancar maka tim penilai akan mengusulkan kepada Unesco terkait Geopark Nasional hamparan minyak bumi menjadi Geopark Internasional akhir 2018.

"Ya paling sertifikat Geopark Internasional hamparan minyak bumi bisa diterima Bojonegoro pada 2019," kata dia menjelaskan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid yang dimintai konfirmasi menyatakan daerah siap menerima Tim Penilai Geopark Internasional.

"Yang jelas kami siap memperoleh penilaian Tim Geopark Internasional," ucapnya menegaskan.

Sebelumnya Disbudpar Bojonegoro menggelar dialog dengan mengundang berbagai pihak di Yogyakarta membahas Geopark Nasional hamparan minyak bumi bekerja sama dengan Desainer Jakarta Martini Suarsa pada 25 Mei.

Bersamaan dengan acara itu juga ditandangani nota kesepahaman pengembangan batik Jonegoroan (Bojonegoro) antara disbudpar dan Martini Suarsa. "Dialog yang digelar di Yogyakarta untuk memprosikan Bojonegoro sebagai daerah wisata Geopark Nasional," ucap Amir menambahkan.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018