Yangon, Myanmar (ANTARA News) - Menteri Keuangan Myanmar Kyaw Win mengundurkan diri, beberapa minggu setelah media lokal untuk pertama kalinya melaporkan penyelidikan pada dirinya atas dugaan korupsi, kata Presiden Win Myint, Jumat (25/5).

Kyaw Win "diizinkan untuk mengundurkan diri", kata Presiden dalam pernyataan singkat yang diunggah di halaman Facebook resmi presiden pada Jumat malam.

Namun kantor kepresidenan tidak memberikan alasan pada pengunduran diri di dalam pernyataannya tersebut.

Awal bulan ini media lokal melaporkan bahwa Komisi Anti-Korupsi Myanmar (ACC) telah menggeledah kediaman Kyaw Win, dan minggu ini majalah berita berbahasa Inggris yang berbasis di Yangon, Frontier, mengutip pernyataan kepala ACC yang mengatakan bahwa pemeriksaan itu adalah tahap terakhir dari penyelidikan tuduhan korupsi terhadapnya.

Reuters tidak dapat menghubungi Kyaw Win untuk dimintai komentar dan juru bicara pemerintah Myanmar maupun ACC tidak menanggapi permintaan untuk komentar pada hari Jumat.

Juru bicara dari ACC dan kantor presiden sebelumnya menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal laporan tentang penggeledahan itu, menurut Frontier. Rincian dari dugaan investigasi tidak tersedia tetapi diduga akan menjadi pemeriksaan korupsi tingkat tertinggi Myanmar sejak pemimpin de facto Aung San Suu Kyi meraih kekuasaan pada tahun 2016.

Pengunduran diri menteri keuangan terjadi di tengah meningkatnya frustrasi dengan manajemen ekonomi Suu Kyi. Myanmar menggantikan pejabat keuangan dan energi utama tahun lalu untuk mengatasi kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Suu Kyi juga menghadapi kecaman internasional yang meningkat atas operasi militer yang telah menyebabkan hampir 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Hampir lima dasawarsaa kekuasaan militer telah membuat Myanmar terperosok dalam kemiskinan dan diganggu korupsi. Pemerintahan pada 2014 menunjuk komisi anti-korupsi, demikian Reuters.
(Uu.R029) 

Baca juga: Myanmar perintahkan warga Rohingya untuk tinggalkan zona perbatasan

Baca juga: PBB desak Myanmar selidiki penindasan Rohingya

Pewarta: system
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018