Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 60 orang polisi Filipina mengikuti kursus bahasa Indonesia mempererat hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Filipina.

"Tak Kenal Maka Tak Sayang. Walaupun kita bertetangga, tapi tidak saling mengenal, maka tidak ada komunikasi dan kerja sama di antara kita. Untuk menjalin hubungan tersebut, perlu dipelajari bahasanya karena bahasa adalah alat atau jembatannya," ujar Konsul Jenderal Indonesia di Davao City, Berlian Napitupulu, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Pernyataan itu dia sampaikan dalam pembukaan bahasa Indonesia untuk 60 orang anggota Kepolisian Nasional Filipina se-kawasan Mindanao. Wilayah ini cukup dekat dengan Sulawesi Utara dan sekitarnya.

Dia bilang, bahasa Indonesia penting untuk dipelajari oleh anggota polisi Filipina karena Indonesia dan Filipina merupakan negara bertetangga dan bersaudara.

"We are not only friends, but brother and sister. Bahasa Indonesia juga penting untuk menjalin hubungan dan kerja sama antarkedua negara dalam konteks Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippine East Asia Growth Area (BIMP-EAGA) karena bahasa Indonesia mirip dengan bahasa Melayu, yang dipergunakan orang Malaysia dan Brunei," kata dia.

Ia mengatakan bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa terbesar dalam jumlah pengguna di dunia. Sekitar 300 juta orang menggunakan bahasa Indonesia. ASEAN, termasuk BIMP-EAGA menggunakan bahasa Melayu, yang banyak kemiripan dengan bahasa Indonesia, dan juga memliki kesamaan dengan bahasa lokal di Mindanao.

Sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang sangat penting. Bahasa Indonesia juga sangat mudah dipelajari karena tidak menggunakan perubahan kata kerja (verb conjugation) dan tanda waktu (tenses).

Sementara itu, Koordinator Kursus Bahasa Indonesia, Endah R Yuliarti, menyampaikan, sejak 2017, Konsulat Jenderal Indonesia di Davao City menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia, dengan mendatangkan guru bahasa Indonesia bagi penutur asing dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kursus bahasa Indonesia pada 2017 diikuti hampir 100 peserta antara para guru Sekolah Indonesia Davao berkewarganegaraan Filipina, pegawai dan petugas satuan pengamanan Konsulat Jenderal Indonesia di Davao, jurnalis dan blogger.

Juga mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas dan kolose setempat, di antaranya Notre Dame Dadiangas University di General Santos City serta University of Southeastern Philippines dan Ateneo de Davao University dii Davao City; pegawai Al Qalam Institute; anggota Presidential Security Group (PSG); karyawan RDL Pharmaceutical Laboratory Inc.

Pembukaan Kursus Bahasa Indonesia juga dihadiri Kepala Divisi Pembangunan SDM Kantor Regional 11 Kepolisian Nasional Filipina, Senior Superintendent Huberto M Abadia.

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018