Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) untuk melihat secara jeli potensi atlet maupun pelatih di luar pemusatan latihan nasional menyusul hasil dalam Piala Thomas-Uber 2018.

"Saya berterimakasih kepada tim nasional kita yang sudah berjuang baik pada Piala Thomas maupun Piala Uber. Tapi, hasil itu menjadi tantangan terbesar kita bagaimana melakukan evaluasi dan mengubah cara kepelatihan dan strategi penempatan pemain," kata Menpora selepas buka bersama dengan Olimpian di Jakarta, Senin.

Menpora mengatakan harapan masyarakat terhadap prestasi cabang bulu tangkis luar biasa terutama terhadap Piala Thomas dan Piala Uber.

"Semoga hasil itu tidak terjadi pada masa yang akan datang karena bermain dalam tim tidak semudah bermain dengan perorangan. Tapi, kami harus mendukung PBSI dan berbesar hati karena masih akan ada kejuaraan Indonesia Terbuka, Asian Games, dan lainnya," ujar Menpora.

Menteri asal Bangkalan, Madura itu meminta Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI untuk memantau potensi atlet dan pelatih di luar pelatnas. "Kalau perlu dievaluasi pelatih, silakan PBSI evaluasi. Banyak pelatih kita di luar negeri yang sudah membuktikan diri. Bisa jadi, kita panggil mereka lagi sebagai pelatih untuk pelatnas," kata Menpora.

Sebelumnya, tim Thomas Indonesia kalah pada laga semifinal Piala Thomas 2018 dari tim China 1-3 yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada Jumat (25/5).

"Hasil itu memang tidak sesuai dengan harapan yaitu paling tidak mempertahankan hasil pada kejuaraan sebelumnya. Tapi saat ini dengan keseluruhan peringkat, kami peringkat ketiga dan itu mempengaruhi," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti tentang evaluasi tim Thomas Indonesia.

Susy mengatakan tim China mempunyai kekuatan yang merata, baik pada sektor tunggal ataupun sektor ganda. "Jika kami bertemu tim Jepang, kami punya peluang yang lebih besar. Demikian pula jika melawan tim Denmark," kata Susy.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018