Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan jamaah Indonesia memiliki sejumlah keistimewaan dibanding jamaah dari negara lain di Arab Saudi.

"Ada sejumlah keistimewaan," kata Sri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin.

Dia menyebutkan keistimewaan itu, pertama jamaah Indonesia akan dibuatkan jalur khusus yang tidak tercampur dengan jamaah negara lain.

Selanjutnya, kata dia, penyelenggara haji lokal Saudi menyiapkan tim porter yang mengantarkan langsung koper jamaah Indonesia ke kamarnya.

Kemudian ketiga, lanjut dia, jamaah haji sudah bisa melakukan perekaman data biometrik di Indonesia sehingga mengurangi waktu tunggu jamaah saat verifikasi setibanya di bandara Saudi.

Keempat, kata Sri, jamaah mendapatkan pemondokan yang NISBI dekat di Makkah untuk menuju Masjidil Haram.

Pemondokan itu tersebar di tujuh wilayah yaitu Aziziah, Mahbas Jin, Misfalah, Jarwal, Syisyah, Raudhah dan Rei Bakhsy.

Selama di Madinah, jamaah Indonesia mendapatkan pemondokan di Markaziah atau di dalam King Faisal Road yang dekat dengan Masjid Nabawi.

Indonesia merupakan negara pengirim jamaah haji terbesar di dunia yaitu sebanyak 221 ribu orang.

Baca juga: Rekam biometrik kurangi antrean jamaah Indonesia di Tanah Suci

Direktur Bina Haji dan Umrah Kemenag Khoirizi H Datsir mengatakan jamaah Indonesia dikenal sebagai rombongan haji yang tertib dan sopan sehingga wajar jika mendapat perlakuan istimewa.

"Kita patut berbangga dan bersyukur dengan kepercayaan yang diberikan Pemerintah Arab Saudi kepada negara kita," kata dia.

Jumlah itu jauh dari kuota haji negeri jiran Malaysia yang sekitar 20 ribuan. Dengan jumlah jamaah yang NISBI lebih kecil tingkat kerumitan dalam perhajian di negara itu tentu lebih ringan.

Terlepas dari hal itu, Saudi tetap memandang arti penting dari jamaah haji Indonesia.

"Malaysia itu 20 ribu, petugas hajinya juga banyakan kita. Alasannya, karena pemerintah Arab Saudi melihat kemajemukan yang ada di Indonesia," tutur dia.

Baca juga: Rekam data biometri jamaah haji sudah bisa dilakukan di embarkasi

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018