Jakarta (ANTARA News) - Ketentuan perlengkapan olahraga (apparel) dalam ajang Asian Games 2018 dinilai harus berada di bawah Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

"Asian Games adalah ajang olahraga multicabang yang semuanya harus berada di bawah KOI karena memang domainnya di sana, dalam pergelaran multicabang," kata Ketua Umum KOI, Erick Thohir, di Jakarta, Senin malam.

Karenanya, kata Erick, seluruh cabang olahraga selayaknya mengikuti arahan KOI dalam pergelaran olahraga multicabang termasuk persoalan apa yang harus dipakai ketika dalam satu pertandingan.

"Ketika ajangnya multicabang, itu ada doktrinnya, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005-nya ada, aturan Komite Olimpiade Asia (OCA) dan olimpiadenya ada, kami tidak mengada-ngada. Dan ketika itu adalah 'single event' silahkan," kata Erick.

KOI sendiri, telah mengikat kerja sama dengan produsen perlengkapan olahraga asal China, Li-Ning untuk menjadi mitra resmi pendukung pakaian seluruh kontingen Indonesia dalam Asian Games 2018 yang telah ditandatangani di Jakarta, Senin malam.

Kesepakatan tersebut, kata Erick, adalah demi menyeragamkan ontingen Indonesia dari semua cabang olahraga dalam satu warna yakni Merah Putih yang saat ini masih memiliki kesan terkotak-kotak.

"Selama ini kita terlalu bebas, akhirnya jadi belang-belang, tidak seperti Malaysia, Amerika Serikat misalnya, ini yang kami mau satukan, kapan lagi kita mau satukan dalam warna yang sama, perjuangan yang sama ya dalam multicabang, jangan samakan dengan satu cabang," ujar Erick.

Diketahui, beberapa cabang olahraga memang memiliki rekanan "apparel" dengan merek berbeda, seperti sepak bola. Menurut Erick hal tersebut kembali pada hak dan kewajibannya.

"Tim Indonesia itu, dalam ajang multicabang adalah kontingen Indonesia dan harus mengikuti aturan yang ada. Jangan asuransi atletnya mau, uang sakunya mau, disumbang peralatannya mau, begitu dikasih kewajiban menolak, tidak boleh seperti itu, karena hidup ada hak dan kewajiban yang harus seimbang," ucap Erick.

Untuk pemilihan Li-Ning sendiri, tambah Erick, karena pihaknya memilih yang paling sesuai dengan kualitas terbaik dan menyanggupi syarat yang diberikan, salah satunya, menyediakan dengan jumlah yang ditentukan oleh KOI.

"Kami ingin memberi yang terbaik, dan Li-Ning dari kualitas dan rekam jejak sudah sesuai keinginan kami, selain itu mereka menyanggupi syarat kita yakni menyediakan sejumlah 1.250 paket, termasuk untuk ofisial dan lainnya. Yang penting pesannya kami ingin membuat semuanya satu, tidak belang-belang," kata Erick menambahkan.

Erick menegaskan pihaknya tidak mengesampingkan produk lokal dalam persoalan pemilihan Li-Ning sebagai mitra Indonesia dalam Asian Games, namun lebih karena syarat yang diberikan oleh pihaknya disanggupi oleh Li-Ning.

"Terkait dengan produk lokal, kita jangan terjebak asing dan lokal. Ini murni karena syarat yang kami berikan disanggupi mereka," tuturnya.

"Saya sebagai orang Indonesia sangat mendukung produk lokal apalagi tenaga kerjanya maju dan memiliki standar internasional. Kami sudah membuktikan dalam Asian Games telah menggandeng ratusan UKM untuk menyajikan makanannya, lalu dari cendera mata pakai produk lokal, dalam acara kami kerjasama dengan 85 persen partner lokal pekerjanya semua lokal, jadi jangan terjebak," ucap Erick.

Li-Ning sendiri, selain menjadi penyedia "apparel" resmi tim Indonesia, merupakan mitra kontingen India selama Olimpiade Rio de Janeiro 2016; tim nasional bulu tangkis Indonesia, China, Singapura dan Australia; asosiasi bola basket Singapura dan China; liga bola basket Asia; tim tenis meja China dan lainnya.

Selain itu, mereka juga menjadi sponsor perorangan untuk Dwyane Wade, Evan Turner, Udonis Haslem, CJ McCollum (bola basket NBA); Chen Long, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan (bulu tangkis) dan atlet lainnya dari berbagai cabang olahraga.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018