Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 97 poin menjadi Rp13.896 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.993 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, Rabu, mengatakan penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi sentimen positif domestik.

"Pelaku pasar mengapresiasi langkah BI menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate total 50 basis poin bulan ini. Sejauh ini langkah BI tersebut dinilai cukup tepat," ujar Nafan saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Ia juga menilai, kondisi global juga sudah mulai kondusif sehingga tidak memberikan tekanan terhadap rupiah.

"Krisis politik di Italia sudah mulai mereda untuk saat ini. Sementara itu, sentimen kenaikan suku bunga The Fed sudah agak mereda meski bulan depan diprediksi tetap akan naik," kata Nafan.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.951 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.032 per dolar AS.

Pada Rabu (30/5), BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur tambahan, untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Federal Reserve pada 13 Juni 2018.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, kenaikan suku bunga tersebut merupakan kebijakan antisipatif (pre-emptive) dan selangkah lebih maju (ahead of the curve) dan frontloading untuk merespon risiko dan tekanan eksternal.

Ia juga menegaskan arah (stance) kebijakan moneter BI saat ini telah berubah menjadi "bias ketat" dari sebelumnya "normal".

Dengan kenaikan suku bunga "7-Day Reverse Repo Rate" pada RDG tambahan ini, maka suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) juga dinaikkan menjadi empat persen, sedangkan suku bunga penyediaan dana dari BI ke perbankan (Lending Facility) sebesar 5,5 persen.

Baca juga: Rupiah menguat jadi Rp13.955 per dolar AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018