Jakarta (ANTARA News) - Gara-gara diminta Rusia untuk menghapus Telegram dari  App Store, Apple sempat mengalami kendala untuk memperbarui aplikasi berbagi pesan tersebut.

Pendiri Telegram Pavel Durov mengeluhkan Apple gagal mengedarkan pembaruan aplikasi itu secara global, seperti dilansir dari laman Phone Arena. Dia berterima kasih pada Apple dan Tim Cook karena “mengizinkan mengirimkan versi terbaru ke jutaan pengguna”.

Meski pun akhirya Apple meloloskan pembaruan ini, sebetulnya versi terbaru untuk Telegram sudah ada di meja tinjauan mereka sejak April. Durov pun menyangka Apple ada di pihak Rusia dalam hal ini.

Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) meminta Telegram menyerahkan kunci enkripsi, yang jelas ditolak oleh perusahaan yang mengusung keamanan bagi penggunanya. FSB beralasan untuk meihat percakapan orang atau kelompok tertentu.

Roskomnadzor, biro federal yang mengurusi sensor komunikasi, mendapatkan izin dari pengadilan Rusia untuk memblokir layanan Telegram di negara tersebut. Kemudian, biro tersebut menyurati Apple dan Google agar aplikasi Telegram dihapus dari App Store dan Google Play Store.

Dalam surat kedua, biro itu kembali meminta Apple untuk menghapus Telegram dari App Store dan memblokir push notification yang dikirimkan ke pengguna Rusia.

Apple diberi tenggat waktu sebulan untuk memenuhi aturan tersebut, jika tidak, distribusi App Store juga akan diblokir di negara tersebut.

Apple biasanya memenuhi permintaan pemerintah negara mana pun untuk menyesuaikan dengan peraturan setempat. Beberapa waktu sebelumnya, mereka menghapus aplikasi VPN dari App Store di China karena dilarang pemerintah.

Baca juga: Rusia minta Apple hapus Telegram dari App Store

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018