Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin menekankan pentingnya implementasi Sila V Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Saat bersilaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

“Prinsipnya negara berkewajiban untuk menciptakan kesejahteraan", ujar dia dalam siaran pers.

Diakui setelah 73 tahun Indonesia merdeka, di tengah masyarakat masih ada saja kejadian seperti gizi buruk, busung lapar, masyarakat yang tak menikmati listrik, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

"Terjadi disparitas antara Jawa dengan luar Jawa", katanya.

Menurut Mahyudin, masalah seperti itu harus diselesaikan. Ia menegaskan negara harus mampu mengentaskan masalah sosial yang ada.

"Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan harus sama, tak boleh terjadi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa.”

Bila rakyat menjadi makmur dan sejahtera, maka orang akan beribadah dengan tenang dan nyaman.

"Kefakiran akan menyebabkan kekufuran,” ujar dia.

Kemiskinan yang terjadi, menurut Mahyudin, bisa membuat orang melakukan tindakan kriminal. "Itulah tugas negara untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan kesenjangan.”

Dalam kesempatan tersebut Mahyudin menyampaikan pesan bahwa Pancasila adalah pondasi negara Indonesia. Tanpa Pancasila, negara ini akan bubar. "Nilai-nilai Pancasila harus jadi perilaku keseharian", tegasnya.

Sosialisasi Empat Pilar gencar dilakukan agar masyarakat tahu ideologi negara. Dengan Ideologi negara itulah bangsa Indonesia bisa menjawab tantangan. "Dengan Pancasila kita bisa mempertahankan NKRI", tegasnya.

Tantangan yang muncul disebut Mahyudin seperti adanya adu domba dari pihak-pihak tertentu. "Kita jangan mau diadu domba", ujarnya.

Mahyudin menyebut adu domba bisa muncul dari media sosial. Untuk itu dirinya mengharap agar masyarakat bijak menggunakan media sosial, diharap jangan menyebar hoax dan fitnah. "Apalagi di tengah keberagaman masyarakat", harapnya.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018