Yogyakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada, Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia, serta Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY mencanangkan kegiatan Bulan Pancasila yang berlangsung mulai Juni hingga Agustus 2018 di Yogyakarta.

"Ide dasar kegiatan ini adalah berupaya membumikan Pancasila di kalangan masyarakat," kata Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid saat jumpa pers di Gedung Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.

Menurut Edy, pencanangan kegiatan Bulan Pancasila penting untuk digaungkan untuk merespons munculnya beragam ancaman berupa upaya-upaya untuk memasukkan paham lain di Indonesia guna menggeser ideologi Pancasila.

Untuk menangkalnya, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Ideologi Pancasila harus implementasikan dalam gerakan nyata yang membumi dan mampu menyentuh kalangan generasi muda.

"Untuk membumikan Pancasila, tidak mungkin jika dengan gerakan-gerakan di level elite saja. Kita tidak bisa lagi secara statis membumikan Pancasila dengan menghafalkan P4," kata dia.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X berharap "Bulan Pancasila" betul-betul didesain sebagai peristiwa budaya dari "kita untuk kita". Jangan sampai memisahkan antara pejabat dengan masyarakat.

"Kalau memang duduk di bawah ya semua duduk di bawah saya tidak keberatan, yang penting acara ini jangan memisahkan antara pejabat dengan masyarakat," kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.

Menurut Sultan, Pancasila merupakan identitas bangsa di samping Bhinneka Tunggal Ika, dan merah putih dan Yogyakarta telah final sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Artinya masyarakat Yogyakarta tidak boleh hatinya mendua," kata dia.

Sementara itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan setelah tumbangnya masa orde baru, penanaman nilai-nilai Pancasila seolah tidak diperhatikan lagi sehingga Bulan Pancasila memiliki posisi penting, khususnya untuk menyentuh kaum milenial.

Selain itu, pemerintah saat ini, menurut Syafii, perlu sungguh-sungguh dalam mengimplentasikan seluruh sila dalam Pancasila, khususnya sila kelima atau sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai kunci untuk menangkal paham-paham transnasional, termasuk radikalisme.

"Kalau negara atau pemerintah tidak serius membumikan sila kelima (Pancasila) dan Pasal 33 UUD 1945, saya kira negara ini akan lelah lagi," kata Syafii yang juga anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.

Koordinator Pelaksana Bulan Pancasila Edi Purjanto berharap rangkaian kegiatan Bulan Pancasila yang disponsori oleh PT Astra tersebut dapat menjadi contoh untuk dapat digelar di provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.

Rangkaian kegiatan Bulan Pancasila bertajuk "Kita Pancasila" dan mengusung tema besar "Bersatu, Berbagi, dan Berprestasi" itu sejatinya telah dimulai dengan penyelenggaraan upacara Pancasila pada 1 Juni, dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih di Masjid Pathok Negoro pada Juli 2018, Sarasehan dengan tema "Kita Pancasila" di kabupaten/kota se-DIY, Dhahar kembul bersama Sri Sultan HB X pada Agustus 2018, serta beragam perlombaan yang mengusung tema Pancasila.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018