Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun 19 poin menjadi Rp13.872 per dolar AS dari Rp13.853 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubrata mengatakan nilai tukar rupiaht terhadap dolar AS terdepresiasi karena tingginya permintaan mata uang Amerika Serikat di dalam negeri.

"Tingginya permintaan dolar di dalam negeri antara lain untuk pembayaran utang luar negeri, dividen," ujar Rully.

Peningkatan permintaan dolar AS, ia menjelaskan, mungkin juga terjadi karena banyak warga Indonesia yang membeli dolar AS untuk menghabiskan libur Lebaran di luar negeri.

"Libur panjang minggu depan juga banyak yang liburan ke luar negeri," kata Rully.

Setelah pada Rabu (7/6) sore sempat bergerak menguat 27 poin menjadi Rp13.853 per dolar AS, pada awal perdagangan nilai tukar rupiah kembali melemah 15 poin ke level Rp13.868 per dolar AS, lalu bergerak di kisaran Rp13.860 sampai Rp13.879 per dolar AS.

Penguatan rupiah saat itu dinilai masih dipengaruhi faktor eksternal seperti kemungkinan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Meksiko dan Kanada yang membuat dolar tertekan.

Selain itu, pelaku pasar masih menunggu pengumuman kebijakan moneter The Federal Reserve Amerika Serikat pekan depan untuk melihat proyeksi frekuensi kenaikan suku bunga tahun ini.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018