Jakarta (ANTARA News) - Badan di bawah PBB untuk bidang lingkungan, United Nations (UN) Environment menggandeng Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) mengampanyekan antipolusi plastik di Indonesia.

Pendiri IE2I Dyah Roro Esti Widya Putri dalam rilis di Jakarta, Sabtu mengatakan antipolusi plastik di Indonesia sudah mendesak dilakukan mengingat Indonesia adalah polutan plastik terbesar kedua di dunia.

Temuan Bank Dunia, lanjutnya, mengestimasikan masing-masing dari 260 juta penduduk Indonesia bertanggung jawab atas 0,8-1 kg sampah plastik per tahun.

Menurut dia, dibutuhkan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam rangka memberikan kesadaran bahaya sampah plastik di masa mendatang.

"Kami sangat antusias menyambut ajakan dari UN Environment ini, sudah saatnya kampanye antipolusi plastik ditingkatkan di Indonesia. IE2I sebagai CSO yang concern dalam isu-isu perubahan iklim bersama Jakartagreener.e mengangkat tema `Strategi Melawan Polusi Plastik di Indonesia` yang dirangkai kegiatan Rooftop Ramadhan Food and Goods Market dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Sedunia yang jatuh pada 5 Juni ini," kata Esti didampingi CEO Jakartagreener.e Maria Bianca Vega dalam sambutannya kepada media saat acara di JSC Hive, Jakarta, Jumat (8/6).

Jakartagreener.e sebuah platform penyelenggara acara sosial, lingkungan dan kreatif juga memamerkan berbagai produk kerajinan ramah lingkungan (daur ulang) dalam acara tersebut.

"Pengunjung dapat membawa sampah plastik ke lokasi dan selanjutnya akan dikelola Waste4Change, sebuah perusahaan yang memang peduli terhadap sampah plastik," kata Bianca.

Sementara, pendiri IE2I lainnya Satya Hangga Yudha Widya Putra mengatakan sasaran kampanye antipolusi plastik adalah kaum milenial atau anak-anak muda yang memiliki antusiasme terhadap perubahan iklim dan isu urbanisme.

"Kami mengajak anak-anak muda generasi milenial untuk turut serta dan peduli terhadap polusi plastik di Indonesia. Jika anak-anak muda ini sudah turun dan melakukan aksi bersama, maka kita optimistis seluruh elemen masyarakat di Indonesia akan tergerak demi terwujudnya Indonesia bebas sampah 2020," katanya.

Menurut dia, ajakan kampanye bagi kaum milenial itu diharapkan semakin viral melalui sosmed yang memang dekat dengan generasi muda, sehingga gaungnya semakin luas dan masyarakat umum semakin banyak terlibat.

"Kami harap generasi milenial sadar terhadap bahaya ancaman limbah plastik dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menyosialisasikan bagaimana bisa mencegah dan mengendalikan limbah plastik di Indonesia ke depan," ujarnya.

Indonesia, sebut Hangga, adalah penyumbang terbesar kedua limbah laut setelah Tiongkok.

"Sementara, Pemerintah Indonesia sudah berkomitmen mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada 2025," imbuh Hangga.

Pada kesempatan yang sama Project Officer Waste4change Pandu Prijambodo mengatakan semua elemen masyarakat harus bisa berkolaborasi membantu pemerintah mencapai targetnya pada 2025.

"Kalau kita tidak melakukan apa-apa, maka tahun 2050 lautan Indonesia akan penuh sampah plastik, bukan ikan lagi," ungkapnya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018