Singapura (ANTARA News) - ASEAN bisa menjadi penengah hubungan antara Pemerintah Amerika Serikat dengan Korea Selatan demi menciptakan perdamaian di Kawasan Semenanjung Korea, demikian Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya.

Dipilihnya Singapura, satu negara ASEAN sebagai lokasi pertemuan dua kepala negara itu, sudah mengindikasikan peranan positif bagi penyelesaian konflik AS-Korea Utara.

"Kita melihatnya, Singapura sebagai negara ASEAN dipercaya, meski tidak terlibat aktif. Ini menunjukkan hal yang positif," kata Dubes I Gede Ngurah Swajaya kepada Antara di Singapura, Selasa.

Saat ini, Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang melakukan pertemuan bilateral. Bila hasilnya positif, maka kemungkinan dilanjutkan dalam pertemuan multilateral, dengan melibatkan pihak lain untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya.

ASEAN, berkemungkinan ikut dilibatkan, bersama PBB dan International Atomic Energy Agency (IAEA). Bahkan, Indonesia juga bisa dilibatkan, sebagai anggota dewan keamanan tidak tetap PBB.

"Kalau bisa mengubah, kenapa tidak?," kata dia.

Presiden Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un akhirnya melakukan pertemuan di sebuah Hotel Capella Singapura, hari ini.

Sebelum memulai pertemuan, kedua kepala negara berjabat tangan dihadapan insan media yang meliput kegiatan bersejarah itu. Keduanya juga nampak bertukar senyum.

Pertemuan tertutup dilangsungkan, dan hanya diikuti Trump, Kim dan seorang penerjemah.

Selanjutnya juga dijadwalkan pertemuan antardelegasi kedua negara.

Baca juga: Akhiri pertemuan bersejarah, Kim dan Trump teken sebuah dokumen

Baca juga: Menu santap siang bersama Trump dan Kim; campuran Barat dan Asia

Baca juga: Wapres harap pertemuan Trump-Kim berdampak bagi Asia

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018