Way Kanan, Lampung (ANTARA News) - Kepala Polres Way Kanan AKBP Doni Wahyudi mengeluarkan perintah tembak mati terhadap para pelaku begal di daerah setempat.

"Anggota Polres Way Kanan akan tembak mati di tempat begal yang meresahkan masyarakat, termasuk pemudik Lebaran 2018," kata AKBP Doni Wahyudi di Blambangan Umpu, Rabu.

Menurut dia, sebelum adanya perintah dari Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Polres Waykanan telah lebih dahulu memerintahkan kepada anggotanya di lapangan untuk menembak mati begal, apalagi kasus pembegalan ini merupakan penyakit di tengah masyarakat.

Selain itu, menurut dia, perintah tembak mati pelaku begal ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengendara roda dua dan empat yang melintasi wilayah hukum Kabupaten Way Kanan.

Ia menegaskan bahwa para pemudik harus mendapatkan pelayanan prima dari aparat kepolisian karena pos pengamanan arus mudik ini untuk memberikan rasa aman kepada pemudik.

"Adanya pos pengamanan ini untuk memberikan rasa aman bagi para pemudik. Bila tidak bisa memberikan rasa aman, namanya bukan posko pengamanan," katanya lagi.

Doni menjelaskan bahwa pihaknya akan menjamin para pemudik sampai di tempat tujuan dengan selamat dan aman saat melintas di Jalan Lintas Sumatera di wilayah Way Kanan.

"Saya sebagai kapolres akan menjamin keselamatan para pemudik, dan jangan sampai ada begal atau pelaku kejahatan lainnya di Way Kanan saat mudik berlangsung," ujarnya pula.

Ia menjelaskan bahwa kehadiran anggota Polres Way Kanan selama arus mudik Lebaran 2018 untuk membantu pemudik, khususnya mereka yang kendaraannya mengalami pecah ban, mesin mogok, dan menanyakan alamat. Semuanya dijaga ketat oleh anggota polres atau polsek setempat.

Kendaraan patroli juga melakukan pemantauan setiap 1 jam berseliweran secara bergantian dengan kendaraan lainnya. Hal ini, menurut Kapolres, demi kenyamanan para pemudik. Petugas akan selalu memantau kondisi jalan raya tersebut.


Baca juga: Kapolda Lampung beri perhatian penanganan begal

Pewarta: Budisantoso Budiman/Emir F.S.
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018