Kuta, Bali (ANTARA News) - Ratusan umat muslim di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mengikuti kegiatan pawai takbir keliling yang digelar di kawasan Lapangan Gelora Samudra, Kuta, Badung.

"Kegiatan pawai takbir menyambut Idul Fitri ini sudah sekitar lima kali digelar. Dan harapan kami ini akan dapat rutin digelar setiap tahunnya," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kuta, Anwar Hamid, Kamis.

Hamid menjelaskan, meskipun kegiatan itu juga dapat berjalan baik berkat bantuan dan kerja sama yang terjalin oleh antar umat beragama yang ada di kawasan tersebut.

"Ini menunjukkan toleransi dan kerukunan umat beragama telah berjalan dengan baik. Kami harap kegiatan ini dapat dilestarikan sampai anak cucu kami nanti," katanya.

Lurah Kuta, I Wayan Daryana, sangat mengapresiasi kegiatan pawai takbir keliling kelompok muslim setempat yang dapat membaur dengan umat beragama lain di kawasan yang sangat heterogen di kawasan ikon pariwisata nasional dan dunia itu.

"Apabila masyarakat dapat hidup berdampingan dengan umat beragama lain maka akan tercipta kedamaian serta toleransi sebagai modal awal untuk membangun kerukunan umat khususnya di wilayah Kuta," katanya.

Daryana menjelaskan seluruh komponen masyarakat memiliki peran untuk dapat menyukseskan pembangunan di wilayah Kuta.

"Oleh karena itu, dengan koordinasi yang baik antar pihak saya harap kegiatan pawai takbir ini dapat menujukkan bahwa wilayah kami dapat hidup bersatu dan rukun dalam keberagaman," katanya.

Dalam kegiatan itu, tampak sejumlah anak ikut dalam pawai takbir dengan membawa obor dan diiringi oleh takbir yang dikumandangkan dari atas mobil terbuka dengan pengeras suara.

Peserta pawai melewati sejumlah kawasan seperti Jalan Blambangan, Jalan Ken Dedes, Jalan Raya Kuta serta Simpang Pojokan Bemo sebelum kembali lagi menuju Lapangan Gelora Samudra.

Sejumlah wisatawan mancanegara yang berada di kawasan yang dilewati peserta pawai juga tampak menyaksikan jalannya pawai takbir dengan sesekali mengambil gambar menggunakan ponselnya.

Kegiatan yang diikuti sekitar 100 orang warga itu, selain mendapatkan penjagaan dari petugas kepolisian, Satpol PP, Linmas dan Banser, juga dijaga oleh sejumlah anggota Pecalang atau petugas keamanan adat Bali.

"Penjagaan oleh Pecalang itu merupakan wujud nyata dan representasi dari seluruh komponen masyarakat yang ikut menjaga kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama. Harapan kami kebersamaan ini dapat terus terjalin dalam rangka untuk membangun wilayah Kuta," kata Daryana.

Pewarta: Naufal Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018