... sudah lama tidak pulang, dan sekarang hadir ke sini untuk mengenang Banyuwangi kembali. Acara ini luar biasa...
Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA News) - Ribuan orang perantau asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu berkumpul di kampung halamannya dalam acara halal bihalal bertema Diaspora Banyuwangi alias Perantau Banyuwangi, yang digagas Bupati Banyuwangi, Abdullah Anas.

Dia antara para perantau asal daerah berjuluk The Sun Rise of Java karena posisinya paling timur di Pulau Jawa itu adalah Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Ia mengaku tidak pernah melewatkan satu kalipun acara yang telah digelar sejak 2013 itu. Bagi dia, acara ini adalah reuni akbar untuk membangkitkan spirit memajukan Banyuwangi.

"Hubungan antar warga  itu jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan hubungan bisnis. Silaturahim perantau setahun sekali dan bertepatan dengan momentum halal bihalal ini sarana yang baik untuk memperkuat jalinan hubungan personal atau hubungan antar warga untuk memajukan daerah," katanya.

Selain itu hadir pula anggota DPR, Nihayatul Wafiroh, Konsul Keuangan dan Bea Cukai di Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong, Imik Saputro, dan anggota Dewan Komisioner OJK, Ahmad Hidayat. Para perantau yang hadir tercatat dari Korea Selatan, Selandia Baru, Jepang, Taiwan, Hong Kong. Juga dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bali, Jakarta, hingga Bandung.

"Bangun Banyuwangi ini sesuai dengan peran yang Anda miliki kini. Ini ada petinggi OJK di sini, tolong bantu pengembangan usaha mikro orang Banyuwangi ini. Banyuwangi sudah menunjukkan prestasinya yang luar biasa, jadi jangan segan membantu daerah ini," kata Yahya dalam sambutannya.

Para perantau yang hadir mengaku senang dengan acara rutin itu. Bahkan, semangat Anas mengembangkan daerahnya menjadi inspirasi bagi mereka, salah satunya Irzal Mariyanto, karyawan kargo yang bekerja di Malaysia.

"Apa yang dilakukan Pak Anas yang mengentaskan kemiskinan telah menyentuh kami yang di rantau," katanya.

Perantau itu mengaku sudah tiga kali hadir di acara halal bihalal diaspora itu dan merasakan sangat senang. "Selain silaturahmi, di sini bisa tukar pengalaman dan relasi dengan banyak orang. Siapa tahu ada kerja sama usaha nantinya," ujar dia.

"Saya yang merasakan perubahan Banyuwangi yang luar biasa. Datang ke mari, kami kembali diingatkan bagaimana berkontribusi mengembangkan daerah," katanya.

Hal yang sama juga diakui Putro. "Jantung ini tadi berdegup melangkah ke acara ini. Saya sudah lama tidak pulang, dan sekarang hadir ke sini untuk mengenang Banyuwangi kembali. Acara ini luar biasa," katanya.

Ia mengaku rajin mengikuti perkembangan Banyuwangi di berbagai media sosial. Bagi dia, perkembangan akses udara menuju daerah itu merupakan prestasi yang membanggakan.

Anas menyampaikan para perantau itu didesain untuk semakin menguatkan cinta kepada Banyuwangi. Keberadaan mereka diharapkan dapat menguatkan semua untuk semakin menumbuhkan cinta pada daerah.

"Momen ini juga bisa dijadikan tempat menggalang solidaritas membangun daerah dan bertukar informasi. Semua bisa membangun jejaring untuk bersama-sama mengembangkan daerah," ujarnya.

Acara itu pun dirancang untuk membangkitkan kembali kecintaan pada daerah asal. Para perantau diajak menikmati lagu-lagu Banyuwangi dengan iringan musik patrol, di antaranya Gelang Alit, Umbul-umbul Blambangan, hingga Kelangan.

Acara itu juga dimeriahkan penampilan 12 mahasiswa dari berbagai negara yang sedang mempelajari kebudayaan Banyuwangi. Mereka membawakan tari Gandrung.

Selain menikmati suasana dan sajian seni, para perantau itu juga disuguhi makanan khas Banyuwangi, di antaranya pecel pitik, rujak soto, nasi cawuk, lontong sayur, hingga sayur kelor sambal sereh.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018