Moskow (ANTARA News) - Kuliner tentu menjadi salah satu objek buruan ketika seseorang baru mengunjungi sebuah negara, demikian juga para suporter yang menyaksikan langsung Piala Dunia 2018 di Rusia.

Plov dan mors adalah dua menu populer yang menjadi buruan suporter Piala Dunia 2018 di Rusia.

Plov adalah makanan sejenis nasi goreng terbuat ditambahkan wortel, daging domba, dan beberapa campuran rempah-rempah khas Uzbekistan--dari informasi pengelola restoran.

Teknik memasaknya, kalau di Indonesia nasi goreng dibuat dari nasi terus digoreng, sementara plov dibuat dari beras hingga menjadi nasi dalam proses pencampuran dalam pemasakan.

Sebenarnya, rasanya tak jauh beda dengan nasi goreng kambing di Tanah Air, hanya saja ada tambahan beberapa bumbu dan rasa daging domba ditambah dengan lemak domba yang dipotong seperti dadu, serta beberapa butir telur puyuh, dan wortel. Minyak yang berasal dari lemak daging domba dalam plov itu sangat terasa.

Sedangkan mors, merupakan minuman populer di Rusia. Pada musim panas minuman ini lebih istimewa karena dapat dibuat dengan beri-berian segar.

Ketika dinikmati, minuman ini rasanya bercampur antara asam, manis khas buah beri-berian.

Giri Maulana, warga Indonesia yang sudah beberapa tahun tinggal di Moskow, Rabu mengatakan banyak restoran di kota tua nan indah itu yang menyajikan makanan dan minuman khas.

"Saya ajak tamu dari Indonesia ke restoran bernama Chaihona di bilangan Baumanskaya, Kota Rusia, menyediakan dua menu tersebut dan yang penting mereka menjamin masakan dan minumannya halal," kata dia.

Di dalam restoran itu pun ada beberapa orang dari beragam negara yang juga sedang menikmati aneka masakan khas itu.

Menilik harga yang ditawarkan, kedua menu tersebut tidak begitu mahal sehingga masih terjangkau.

"Saya sering makan di sini, untuk kita yang perantauan harganya masih terjangkaulah," kata Giri.

Baca juga: Rusia berpesta setelah kemenangan lawan Mesir

Baca juga: Ada "bendera" Indonesia menuju kereta metro Moskow

Baca juga: Koin Piala Dunia jadi buruan

Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018