Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, menguat tipis sebesar 16 poin menjadi Rp14.086 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan sebelumnya Rp14.102.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa tekanan terhadap rupiah masih akan besar hingga nanti adanya kenaikan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate.

"Mungkin sampai ada kenaikan BI 7DRRR (7 Days Reverse Repo Rate) lagi minggu depan," kata dia.

Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah tipis 0,52 poin

Baca juga: Darmin ingatkan BI-OJK berkoordinasi agar bunga kredit tak naik


BI akan menggelar Rapat Dewan Gubenur bulanan pada 27-28 Juni 2018. Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan kebijakan yang akan diambil pada pertemuan itu dapat berupa kenaikan suku bunga acuan untuk yang ketiga kali tahun ini.

Bank Sentral tahun ini sudah menaikkan dua kali suku bunga acuan ke 4,75 persen, untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat normalisasi kebijakan moneter AS.

Lebih lanjut, Rully mengatakan tekanan terhadap rupiah sebenarnya lebih besar pada hari pertama setelah Lebaran.

"Bahkan bursa saham lebih dulu tertekan di hari Rabu (20/6). Mungkin ada faktor teknikal dimana pelaku mulai masuk ketika rupiah melemah tajam, apalagi terkait strategi BI yang menyatakan melakukan intervensi ganda di valas dan SBN," ujar dia.

Baca juga: Darmin: Rupiah terdampak penyesuaian bunga The Fed

Baca juga: Bank Dunia beri pinjaman untuk pelayanan kesehatan

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018