London (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan perjalanan dinas ke Inggris Raya untuk menemui investor di kantor pusat Bloomberg di Eropa dan Menteri Keuangan Inggris, Philip Hammond dalam rangkaian acara UK-Indonesia Economic Forum series di London.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengawali kegiatan dengan wawancara televisi dalam Bloomberg Emerging Market Insights yang disiarkan secara global dan langsung.

Wawancara dengan Guy Johnson dan Tom Keene, pembawa acara TV Bloomberg, berfokus pada dampak perkembangan "perang dagang" antara Amerika Sikat dan China terhadap perekonomian dunia, Asia, ASEAN dan Indonesia. Juga mengenai gejolak di negara-negara emerging akibat normalisasi kebjikan moneter di Amerika Serikat dan Eropa.

Menkeu berpendapat bahwa kali ini adalah momen yang tepat untuk memberikan pesan bahwa Indonesia tetap merupakan destinasi investasi dengan kondisi yang stabil dan fundamental yang kuat dan tidak berubah.

Dalam kesempatan ini, Young Indonesian Professionals Association (YIPA) di Inggris Raya menggandeng Bloomberg mengelar acara Bloomberg Executive Roundtable didukung Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan KBRI London.

"Acara ini sekaligus memperingati masuknya Indonesia Rupiah Bonds sejak awal Juni 2018 dalam Global Aggregate Index, salah satu index di pasar modal dunia yang paling banyak digunakan oleh investor," ujar Steven Marcelino, Direktur Eksekutif YIPA di Inggris Raya kepada Antara London, Jumat.

Dalam kesempatan ini, Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan update perkembangan ekonomi Indonesia, kebijakan ekonomi pemerintah, reformasi perpajakan dan fokus dalam pembangunan infrastruktur bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara yang memberikan paparan tentang kebijakan monter BI. Duo Menkeu dan Deputi Gubernur Senior BI berhasil meyakinkan senior investor emerging markets dengan asset triliunan ASD untuk meningkatkan investasi mereka di Indonesia dalam konteks perubahan ekonomi dunia yang sangat dinamis, yaitu kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, keluarnya arus modal dari negara emerging dan penguatan mata uang ASD. Para Investor memberikan apresiasi yang tinggi atas transparansi dan komitmen pemerintah Indonesia dalam investor engagement yang berkelanjutan.

Diskusi diikut Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Luky Alfirman, Dirjen PPR, Wempi Saputra Chief of Staff untuk Menkeu, Adam M. Tugio, DCM KBRI London, Hidayat Amir, Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF, Loto S Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR dan Donny Hutabarat Kepala Bank Indonesia London untuk EMEA.

Di akhir sesi Menkeu dan Deputi Gubernur Senior BI mendapatkan masukan dan informasi dari Investor mengenai perkembangan negara-negara emerging seperti Argentina, Brazil dan Turkey yang sedang menghadapi gejolak yang lebih ekstrim. Kegiatan ini ditutup oleh Founder dan CEO Michael Bloomberg, dimana mantan walikota New York ini sekaligus memberikan buku terbarunya yang berjudul `Climate of Hope? yang menyangkut perubahan iklim.

Semenjak tahun 2017, Kementrian Keuangan aktif memberikan support kepada YIPA di Inggris Raya dalam inisiatif UK-Indonesia Economic Forum untuk mempromosikan hubungan UK-Indonesia di bidang bisnis dan investasi melalui komunitas future business leaders,? ujar Steven yang juga strategi konsultan di Accenture London.

Kegiatan diplomasi ekonomi merupakan acara tahunan yang dibuka Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Dr. Rizal Sukma. Menkeu Sri Mulyani Indrawati turut menjadi pembicara utama dalam kegiatan dengan topik Indonesia Economic Outlook. Kegiatan tahunan YIPA (hello@yipa.org.uk) ini untuk memposisikan Indonesia kedepan bagi para Investor di London sebagai pusat sektor keuangan di Eropa.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018