Simalungun, Sumut (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Simalungun menyiapkan alat pendeteksi yang akan ditempatkan di seluruh kapal yang beroperasi di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

Di sela-sela proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Jumat, Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan, pihaknya telah memanggil pejabat Dinas Perhubungan untuk mendata seluruh kapal yang ada.

Dari pendataan tersebut, diketahui ada sekitar 70 unit kapal yang melayani jasa transportasi air yang beroperasi di Simalungun.

Melalui Dinas Perhubungan, Pemkab Simalungun mengingatkan seluruh pengelola kapal tersebut untuk memastikan ketersediaan alat keselamatan seperti pelampung di setiap kapal.

Seluruh kapal tersebut juga diharuskan memasang alat pendeteksi. "Kalau tidak dipasang, izinnya akan dicabut," katanya.

Menurut Bupati, alat pendeteksi tersebut akan menjadi semacam "kotak hitam" untuk melacak keberadaan kapal jika tenggelam di perairan Danau Toba.

Pemasangan alat pendeteksi itu sangat dimungkinkan karena harganya tidak terlalu mahal yakni sekitar Rp1,5 juta per unit.

Pemasangan alat pendeteksi tersebut juga untuk mengetahui menentukan asal kapal yang mungkin mengalami musibah.

"Kalau kejadian, kita bisa tahu, itu kapal Simalungun atau dari mana," ujar Bupati.

Menurut catatan, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.

Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian penumpang dan bangkai kapal tersebut.

Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 19 korban selamat dan tiga korban tewas.

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018