Jakarta (ANTARA News) - Predikat Belgia sebagai salah satu favorit juara Piala Dunia bakal mendapat ujian sesungguhnya kala melawan Tunisia, Sabtu pukul 19.00 WIB nanti di Stadion Spartak, Moskow, yang jelas berbeda kelas dari Panama yang mereka kalahkan 3-0 pada laga pembuka Grup G di Sochi, lima hari silam.

Kendati dikalahkan Inggris 1-2 pada pertandingan pertamanya, Tunisia jauh lebih tangguh dan lebih cerdik dalam bertahan dibandingkan dengan Panama.  Itu artinya, Belgia dituntut mengeksploitasi kreativitas dan kecerdikan duo playmaker Eden Hazard dan Kevin de Bruyne untuk mengakali siasat Tunisia yang tidak saja membawa misi nasional tetapi juga harga diri dunia Arab.

Tujuh kali bertanding tapi tujuh kali kalah yang diderita empat tim dunia Arab yang berkiprah pada Piala Dunia Rusia membuat Tunisia mendapatkan tekanan tambahan untuk menaikkan gengsi dunia Arab setelah Maroko, Mesir dan Arab Saudi tersingkir dari arena karena masing-masing sudah dua kali kalah.

"Kami harus menang. Kami tidak punya pilihan," kata pelatih Tunisia Nabil Maaloul seperti dikutip Reuters. "Belgia sangat kuat tetapi kami sudah siap."

Belgia sendiri sudah memberi pesan menakutkan kepada calon-calon lawannya setelah menggasak Panama 3-0 walau tim Amerika Tengah ini jauh di bawah kelas Tunisia.

Tak seperti Spanyol, Argentina, Brasil dan bahkan Jerman yang tumbang pada pertandingan pertamanya, Belgia membuktikan diri pantas difavoritkan juara setelah merampas tiga nilai dari pertandingan pertamanya itu.

Kini Belgia siap menerkam Tunisia untuk meratakan jalan ke 16 Besar tanpa harus mati-matian menjalani laga terakhir fase grup melawan Inggris di Kaliningrad beberapa hari mendatang.

Namun Belgia yang diasuh pelatih Roberto Martinez harus ingat betul bahwa lawannya Sabtu malam nanti adalah tim yang membuat Inggris kerepotan dan hampir tak bisa menang kalau bukan karena sumbangsih Harry Kane pada menit-menit terakhir pertandingan.

Perkiraan susunan pemain:

Vincent Kompany kemungkinan kembali absen memperkuat Belgia, sedangkan Tunisia harus merelakan gawangnya tidak lagi dijaga Mouez Hassen yang menderita cedera bahu sewaktu menghadapi Inggris. Maaloul memastikan Tunisia akan memakai formasi 4-3-3 dengan orientasi lebih menyerang ketimbang saat melawan Inggris.

Belgia: Thibaut Courtois, Toby Alderweireld, Dedryck Boyata, Jan Vertonghen, Thomas Meunier, Kevin De Bruyne, Axel Witsel, Yannick Ferreira Carrasco, Dries Mertens, Eden Hazard, Romelu Lukaku
Tunisia: Farouk ben Mustapha, Yassine Meriah, Syam Ben Youssef, Dylan Daniel Mahmoud Bronn, Nabi Maaloul, Ellyes Skhiri, Anice Badri, Ferjani Sassi, Fakhreddine Ben Youssef, Wahbi Khazri, Naim Sliti


BELGIA

red Devils harus lebih cermat lagi dalam menyiapkan siasat karena Tunisia adalah tim yang sempat membuat Inggris frustasi lewat ketangguhan fisik dan kecepatannya dalam melancarkan serangan balik. Inggris bahkan dipaksa memastikan kemenangan pada momen-momen terakhir pertandingan dari sundulan Harry Kane.

Pelatih Roberto Martinez kemungkinan besar akan setia memasang formasi fleksibel seperti yang dia terapkan saat melawan Panama.

Ketika menjajal Panama itu, bekutat dengan formasi 3-4-2-1 sepanjang babak pertama, Belgia seperti mengalami deorganisasi sepanjang 45 menit kedua. Tetapi keputusan itu malah memberi kebebasan kepada De Bruyne dan Hazard untuk menciptakan ruang umpan yang akhirnya terlunasi oleh tiga gol yang semuanya tercipta pada babak kedua.

"Kami harus melakukan pola ini. Saya kira para pemain siap untuk fleksibel. Kefleksibelan ini sangat penting," kata Martinez.

Pola seperti itu kemungkinan terus dipertahankan saat melawan Tunisia nanti di mana Hazard dan De Bruyne yang kerap menusuk cepat ke pertahanan lawan, akan memainkan peran paling instrumental dalam mendikte permainan dan mengaransemen peluang-peluang. Kenyataannya, Tunisia memang kepahayan saat menghadapi kecepatan seperti mereka tunjukkan saat melawan Inggris yang bermain cepat nan agresif.

Kemungkinan Hazard menjadi pengatur serangan Belgia akan membuat barisan pertahanan Tunisia tak akan diberi istirahat semenit pun dalam menghalau potensi gol Belgia.

Serangan bertubi-tubi ke jantung pertahanan Tunisia seperti dilakukan Inggris, bisa membuat pertahanan Tunisia goyah sehingga bukan tidak mungkin Romelu Lukaku atau Dres Mertens atau semua gelandang Belgia dapat mengikuti jejak Harry Kane menjebol gawang Farouk ben Mustapha.

Oleh karena itu, Belgia diyakini akan lebih mempermalukan Tunisia ketimbang yang dilakukan terhadao Inggris. Alasannya, pemain-pemain Belgia lebih cerdik dan lebih kreatif dibandingkan Inggris.

Hazard memang harus lebih cepat lagi melepaskan bola, tetapi dia tetap akan sulit dijinakkan oleh Tunisia.

TUNISIA

Pelatih Tunisia Nabil Maaloul paham sekali bahwa timnya harus merebut paling tidak satu poin untuk mempertahankan asa ke 16 Besar. Mereka punya bekal cukup untuk mewujudkan ambisi itu, apalagi tim Afrika ini dikenal memiliki kemampuan meramu sistem pertahanan yang tangguh, taktik mengatur tempo pertandingan dan membaca pertandingan.

Kemampuan itu nyaris berbuah manis saat melawan Inggris di Volgograd, Senin lalu, dan membuat frustasi tim asuhan Gareth Southgate, walau kemudian kalah oleh buyarnya konsentrasi mereka pada saat-saat terakhir pertandingan.

Permainan Tunisia yang sangat terorganisasi akhirnya bobol oleh sebuah set-piece sehingga mereka harus menerapkan taktik yang lebih ambisius lagi kala melawan Belgia yang di atas kertas berada di atas Inggris.

Nabil Maaloul sendiri sudah menjanjikan pola permainan yang berbeda saat melawan Belgia nanti. Namun yang jelas salah satu pemain paling penting Tunisia, Anice Badri, akan kembali diberi tempat istimewa seperti ketika melawan Inggris.

Badrid mesti diberi peran yang sama seperti saat turun melawan Inggris, yakni menggalang pertahanan dan sekaligus merangsek ke depan
 saat serangan balik untuk mencoba menciptakan gol.

"Kami akan mengubah gaya permainan kami," kata Maaloul. Dia berencana memasang kembali formasi 4-3-3 seperti ketika melawan Inggris, tetapi sekarang hal itu diterapkan dengan mengadopsi pendekatan yang lebih menyerang.

Tunisia diyakini mampu menjaga pertahanan ketika melakukan ofensif dan ketika serangan dilakukan mereka harus cepat melakukannya. Itu berarti Tunisia harus bermain berbeda dengan saat melawan Inggris yang dipaksa bermain terlalu ke dalam.

"Tunisia punya senjata yang tidak akan saya ungkapkan. Kami punya kemampuan menyerang dan kami akan buktikan nanti," kata Maaloul.

Semoga strategi Maaloul mencatat hasil karena jika Tunisia kalah dan saat bersamaan Inggris mengalahkan Panama, maka tamatlah riwayat Tunisia, sedangkan jika sukses menahan seri Belgia, mereka tinggal mengalahkan Panama pada pertandingan terakhir grup sambil berharap Belgia mengalahkan Inggris.

Statistik kedua tim

- Pertandingan Sabtu malam nanti adalah pertemuan keempat Belgia dan Tunisia. Sebelum ini kedua tim sama-sama menelan satu kali kalah, satu kali menang dan satu kali seri.
- Pertemuan terakhir kedua negara terjadi dalam laga persahabatan pada 2014 di mana Dries Mertens mencetak gol penentu kemenangan 1-0 di Brussels.
- Pertandingan Sabtu malam nanti adalah pertemuan kedua tim dalam turnamen Piala Dunia, sebelumnya mereka seri 1-1 pada fase grup Piala Dunia 2002. Dan dari situ pula Tunisia mendapatkan satu-satunya poin dari turnamen edisi itu.
- Belgia tak terkalahkan pada tiga pertandingan Piala Dunia sebelumnya melawan tim-tim Afrika. Seri melawan Tunisia pada 2002 adalah satu-satunya pertandingan yang gagal mereka menangkan.
- Belgia tak terkalahkan pada sepuluh pertandingan fase grup Piala Dunia terakhir, dengan memenangkan lima pertandingan terakhir berturut-turut (Menang 5, Seri 5, Kalah 0).
- Semua gol yang diciptakan Belgia pada 11 pertandingan terakhir Piala Dunia mereka terjadi pada babak kedua.
- Tunisia tidak pernah menang pada 12 pertandingan terakhir Piala Dunia mereka (4 Seri, 8 Kalah), sejak mengalahkan Meksiko pada pertandingan pertama mereka dalam turnamen Piala Dunnia pada 1978 dengan skor 3-1.
- Tim terakhir dengan catatan terpanjang tak pernah menang dalam Piala Dunia adalah Korea Selatan dengan 14 pertandingan (dari 1954 sampai 1998).
- Tunisia sejauh ini menciptakan gol dari satu-satunya tembakan ke arah gawang yang mereka buat.
- Hanya Jan Ceulemans (6 gol) yang menciptakan gol paling banyak untuk Belgia dalam turnamen besar (Piala Dunia dan Piala Eropa), sedangkan Romelu Lukaku baru mencetak 5 gol, sama dengan jumlah gol Marc Wilmots).

Prediksi Skor:
Sky Sports: 3-0 untuk Belgia
Evening Standard: 3-0 untuk Belgia


 

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018