Samarinda (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Timur memanfaatkan acara nonton bareng Piala Dunia 2018 dengan menyisipkan materi sosialisasi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Kaltim 2018.

Ketua KPU Kaltim, Mohammad Taufik mengajak kepada masyarakat pecinta sepak bola untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 Juni 2018.

"Nasib Kaltim lima tahun kedepan ada di tangan anda semua, silakan gunakan hak pilih anda sebaik- baiknya," kata Taufik pada acara nonton bareng piala dunia bersama warga Samarinda di cafe d`force di kawasan Jalan M Yamin, Minggu hingga Senin dini hari.

Ia menilai momen piala dunia menjadi ajang yang tepat untuk dekat dengan warga Samarinda sambil mengingatkan warga untuk menggunakan hak pilihnya.

"Gelaran piala dunia ini menjadi momen yang pas untuk bertemu dengan warga Samarinda, apalagi Pilgub Kaltim sudah dalam hitungan hari," tutur Taufik

Ia berharap para pengunjung cafe yang sedang nonton bareng ini bisa mengingatkan kepada orang terdekatnya untuk tidak golput, mengingat 4 pasangan calon yang bertarung pada Pilgub Kaltim 2018 merupakan putra terbaik yang ada di Kaltim.

Sementara Ketua Bawaslu Kaltim Saiful Bakhtiar mengingatkan kepada pengunjung cafe untuk tidak tergoda dengan politik uang yang diberikan tim sukses para kandidat.

" Bawaslu akan menindak tegas siapapun pelakunya, termasuk orang yang menerima bisa dikenakan sangsi," tegas Saipul.

Ia mengingatkan memasuki masa tenang merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mempelajari siapa sosok paslon yang mereka percaya memimpin Kaltim lima tahun kedepan.

"Kami tak henti-hentinya mengingatkan warga Kaltim, agar bisa menyambut pilgub Kaltim ini sebagai pesta demokrasi yang bersih, jujur dan adil. Agar bisa memilih pemimpin Kaltim yang lebih baik," ujar Saiful.

Pada acara nobar yang mempertandingkan tim Senegal menghadapi Jepang itu, panitia memberikan sejumlah hadiah selain makan dan minuman gratis.

Pewarta: Arumanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018