Jakarta (ANTARA News) - Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus dinilai sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) yang lengkap ibarat nusantara dan lebih berpeluang memenangkan pilkada Sumatera Utara.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin menyampaikan penilaian tersebut ketika dihubungi melalui telepon selulernya, di Jakarta, Selasa, menanggapi peluang pasangan Djarot-Sihar pada pilkada Sumatera Utara yang akan diselenggarakan, Rabu (27/6) besok.

Menurut Ujang Komaruddin, pasangan Djarot-Sihar adalah lebih komplek, berpengalaman, serta rekam jejaknya bersih. Djarot sebelum menjadi cagub Sumatera Utara adalah Walikota Blitar, Jawa Timur, selama dua periode, serta menjadi Gubernur DKI Jakarta melanjutkan masa jabatan Basuki Cahaya Purnama yang belum selesai.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menjelaskan, Djarot berdarah Jawa dan muslim berpasangan dengan Sihar yang berdarah batak dan kelahiran Jakarta. Ujang optimistis, pasangan Djarot-Sihar yang memiliki beragam karakter dan latar belakang seperti Nusantara ini akan mendapat dukungan mayoritas dari para pemilih di Sumatera Utara.

Sebelumnya, lembaga survei Indo Barometer yang menyampaikan hasil surveinya di Jakarta, Kamis (21/6) lalu, menyimpulkan, pasangan Gatot-Sihar lebih berpeluang memenangkan pilkada Sumatera Utara yang akan diselenggarakan pada 27 Juni besok.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, dari hasil survei yang diselenggarakan pada 26 Mei hingga 2 Juni terhadap 800 responden dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara menyimpulkan, pasangan Djarot-Sihar dipilih lebih banyak masyarakat yakni 37,8 persen, sedangkan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah dipilih masyarakat yakni 36,9 persen.

"Pasangan Djarot-Sihar juga berpeluang besar mendapat limpahan suara dari pendukung pasangan JR Saragih-Ance Selian yang gagal maju sebagai cagub-cawagub Sumatera Utara karena terganjal syarat administrasi," katanya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno berpandangan, masyarakat Sumatera Utara saat ini sudah lebih cerdas dan terbuka dalam memilih calon pemimpinnya, sehingga tidak akan gegabah memilih figur calon pemimpin yang program kerjanya tidak jelas, tidak merakyat, dan berpotensi tersandung masalah hukum.

Menurut Adi, satu hal penting yang patut diperhatikan masyarakat sebelum memilih adalah mengetahui rekam jejak calon pemimpinnya agar tidak salah pilih dan menyesal kemudian hari.

 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018