Tokyo (ANTARA News) - Sedikitnya 150 pimpinan puncak perusahaan ternama Jepang akan mendampingi kunjungan PM Shinzo Abe ke Jakarta pada pertengahan Agustus mendatang, guna mencari peluang kerjasama bisnis di Indonesia. Hal itu diketahui dari surat Nippon Keidanren atau Japan Business Federation (JBF) kepada Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar yang copy suratnya diperoleh Antara di Tokyo, Senin. Surat berisi permohonan untuk mendapatkan visa berkunjung ke Indonesia itu menjelaskan bahwa Nippon Keidanren bekerjasama dengan Kadin Jepang memutuskan untuk mengadakan misi kunjungan ekonomi yang akan dipimpin langsung oleh Ketua JBF, Fujio Mitarai. "Penting untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antara Jepang dan Indonesia melalui dialog di antara pimpinan pemerintahan dan pimpinan perusahaan swasta kedua negara," demikian keterangan surat setebal sembilan halaman itu. Untuk itulah, JBF kemudian mengajukan juga permohonan visa yang menerangkan bahwa rombongan pebisnis top Jepang itu (juga PM Abe) akan tiba di Jakarta tanggal 19 Agustus dan meninggalkan Indonesia dua hari kemudian. Menurut petugas visa di Atase Imigrasi KBRI Tokyo, permohonan itu sudah diajukan sejak 17 Juli lalu dan sudah dua minggu ini pihaknya sibuk mengurusi permohonan tersebut. Mengomentari hal itu, Duta besar RI untuk Jepang, Jusuf Anwar, mengatakan Indonesia, baik pemerintah maupun komunitas bisnisnya, harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan peluang bisnis yang baik ini dan hendaknya mendapatkan kerjasama dalam jangka waktu yang panjang. "Ini peluang bagi pengusaha kita untuk jalin kerjasama yang saling menguntungkan," ujarnya. Namun demikian, dubes juga mengemukakan bahwa para pengusaha Jepang dalam beberapa kali kesempatan masih saja mempertanyakan soal kebijakan pemerintah di sektor perburuhan dan penanaman modal serta ketentuan otonomi daerah. "Perlu reformasi yang lebih kongkrit dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif di tanah air. Dengan kedatangan pebisnis Jepang itu, mudah-mudahan bisa dijelaskan semuanya," kata mantan menteri keuangan itu. Pekan lalu dalam dialognya dengan sekitar seratus kepala daerah, anggota DPRD dan juga para kepala dinas yang berkunjung ke Jepang, dubes terlibat diskusi mengenai perda-perda yang mengganggu iklim investasi. Berdasarkan survei dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) saat ini Indonesia berada di urutan sembilan dari daftar negara tujuan investasi favorit Jepang. Perusahaan yang ikut Dari 150 perusahaan top yang akan berkunjung ke Jakarta, terdapat nama-nama pimpinan dari perusahaan top Jepang, baik dari komunitas perbankan, industri otomotif, perusahaan konstruksi, hingga perusahaan yang bergerak di sektor energi. Tercatat nama-nama perusahaan Toyota Motor Corp, Suzuki, Mitsubishi, Mizuho Bank, JBIC, bank of Tokyo-Mitsubishi, JETRO, Daiwa Securitas, Kawasaki Heavy Industry, Canon Inc. dan Marubeni Corp, dan Sumitomo Life Insurance Co.. Kemudian tercatat juga perusahaan penerbangan Japan Airlines (JAL), All Nippon Airways (ANA), perusahaan-perusahaan elektronik/komputer, seperti Toshiba Corp, Hitachi, NEC dan Sony Corp, Sojitz Corp, dan Itochu Corp. Di sektor energi, Tokyo Electric Power Company Inc, LNG Japan Corp, juga perusahaan Nissin, Fujitsu Ltd, dan Nippon Steel Corp. Ikut juga pengusaha dari Kadin Jepang serta perusahaan pendukung, seperti Nippon Express Co. (*)

Copyright © ANTARA 2007