Rostov-on-Don, Russia (ANTARA News) - Kepolisian Rusia pada Rabu mengatakan bahwa mereka telah menerima sejumlah ancaman di kota penyelenggara Piala Dunia 2018, Rostov-on-Don, sehingga harus melakukan pengosongan sejumlah bar dan restoran di kota itu.

"Pada 26 Juni polisi menerima serangkai panggilan telepon bahwa bahan-bahan peledak telah ditanam di sejumlah lokasi di Rostov-on-Don," kata kepolisian Rusia dalam pernyataannya.

"Personel kepolisian telah melakukan pemeriksaan dan ternyata tidak ada objek berbahaya yang ditemukan. Saat ini, semua venue sudah beroperasi secara normal," kata polisi seperti dilansir Reuters.

Rusia kini giat untuk memanfaatkan Piala Dunia untuk membangun citra mengenai stabilitas dan keamanan negara itu. Pejabat setempat terus mengkampanyekan bahwa mereka akan menggelar event yang aman, dan jika ada insiden yang melibatkan suporter bakal menodai upaya Moskow.

Seorang polisi di Hotel Topos Congress, Rostov-on-Don, yang dievakuasi pada Selasa malam, mengatakan bahwa 16 tempat di kota itu sempat dievakuasi.

Di bagian lain di kota itu seorang manajer restoran Italia mengatakan bahwa para stafnya diminta untuk mengosongkan gedung sekitar dua jam setelah adanya ancaman bom.

"Ada sebuah panggilan telepon dari orang tak dikenal, yang mengatakan ada bom di gedung ini," kata manajer restoran ini yang minta namanya dirahasiakan karena merasa tak berwenang berbicara dengan media.

Juru bicara badan sepak bola dunia FIFA sementara belum memberikan komentar.

Rostov-on-Don, 955 kilometer selatan Moskow, sudah menggelar empat pertandingan Piala Dunia, termasuk antara Kroasia dan Islandia Selasa.

Jadwal berikutnya di kota itu adalah Senin.

Kota tersebut berlokasi dekat dengan perbatasan Ukraina, di mana ada pemberontak yang didukung Moskow yang bertempur dengan tentara Ukraina sejak 2014.

Hotel Topos Congress termasuk hotel yang masuk dalam daftar resmi FIFA, namun tidak ada satu pun anggota tim yang menginap di hotel itu.

Polisi di lokasi mengatakan bahwa hotel itu sempat dikosongkan karena ancaman bom. Anjing pelacak jura terlihat memasuki gedung itu, kata seorang saksi mata.

Petugas keamanan terlihat mewawancarai orang-orang di jalanan di luar hotel. Di sebelahnya terlihat kendaraan unit gawat darurat dan ada sekitar 69 orang yang dievakuasi dan belum diperbolehkan kembali ke hotel.

Sejak musim panas lalu di Rusia sering muncul ancaman palsu soal bom, sehingga mengakibatkan gangguan pada kegiatan di gedung-gedung di sejumlah kota.

Badan keamanan federal Rusia Oktober lalu mengidentifikasi empat warganya yang diduga menyebar hoaks, yang tinggal di luar negeri dan menggunakan telepon internet dalam melakukan aksinya.
 

Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018