Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) membatalkan 38 penerbangan di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai menyusul peningkatan aktivitas sebaran debu vulkanik dari erupsi Gunung Agung, Bali.

"Pembatalan penerbangan dari dan ke Denpasar, Bali sejalan komitmen perusahaan dalam mengedepankan aspek keselamatan operasional penerbangan, khususnya mempertimbangkan sebaran abu vulkanik yang sangat beresiko terhadap keselamatan penerbangan," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai resmi ditutup sejak Jumat (29/6) pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA menyusul hembusan Gunung Agung yang terus menerus mengeluarkan asap dan abu vulkanik.

"Sehubungan dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Agung tersebut, kami juga telah mempersiapkan contingency plan untuk penanganan penerbangan yang terdampak termasuk penanganan penumpang", ujar Hengki.

Dengan situasi ini, seluruh penumpang Garuda Indonesia terdampak pembatalan jadwal penerbangan Garuda Indonesia akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung diberikan pilihan untuk mengubah jadwal penerbangan (reschedule), reroute atau melakukan refund sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Garuda Indonesia akan terus memonitor situasi dan perkembangan berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung tersebut, khususnya aktivitas sebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan.

Garuda Indonesia mengimbau para penumpang untuk memastikan kembali jadwal penerbangannya melalui call center Garuda Indonesia di nomor 021-23519999 dan 0804 1 807 807.

Penumpang juga diimbau untuk memastikan nomor kontak atau alamat e-mail yang tercantum pada tiket agar kami dapat menghubungi apabila terjadi perubahan jadwal penerbangan.

Baca juga: Bandara Lombok tetap beroperasi pascaerupsi Gunung Agung

Baca juga: Bandara Ngurah Rai ditutup karena abu vulkanik Gunung Agung

Baca juga: Setelah letusan, Gunung Agung masih siaga

 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018