Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengharapkan kesejahteraan pembatik di Indonesia dapat terpenuhi melalui pendapatan yang ideal, sesuai dengan harga jual batik yang tinggi.

 

“Di Yogyakarta, pembatik itu nasibnya kasihan sekali. Komisi tukang becak yang mengantar turis ke toko batik itu lebih besar komisinya daripada pembatiknya sendiri,” kata Triawan saat menghadiri peluncuran batik Shopee di Jakarta, Jumat.

 

Menurut Triawan, apa yang dihasilkan oleh para pembatik bukanlah hal yang mudah, sehingga perlu dihargai dan diapresiasi kerja kerasnya.

 

“Kita belum tentu bisa melakukan apa yang mereka buat, jadi kesejahteraan ini penting, agar ke depannya mereka bisa tetap membatik dengan baik,” ungkapnya.

 

Ditemui di kesempatan yang sama, Iwet Ramadhan, Co-Founder JKT Creative yang turut memberikan pembinaan membatik kepada masyarakat di Jakarta, mengatakan bahwa komisi yang ideal untuk pembatik adalah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR).

 

“Ya yang ideal itu sesuai standar UMR. Kalau sesuai jumlah kain, itu paling mereka sebulan bisa menghasilkan 10 lembar kain batik tulis. Tapi kan membutuhkan ketelitian yang tinggi,” ujar Iwet.

 

Menurut Iwet, pengusaha batik seyogyanya dapat menekan profit agar sebagian keuntungan bisa diberikan kepada para pembatik sebagai komisi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018