Juba, Sudan Selatan (ANTARA News) - Presiden Sudan Selatan Salva Kiir telah memerintah pelaksanaan gencatan senjata permanen yang ditandatangani baru-baru ini dengan pemimpin gerilyawan Riek Machar di Ibu Kota Sudan, Khartoum.

Instruksi Presiden Kiir, yang disiarkan melalui Radio Negara pada Kamis malam (28/6), menyeru pasukan pemerintah agar tetap siaga di posisi mereka dan hanya berperang untuk mempertahankan diri dan juga mengizinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan.

"Saya, Salva Kiir, dengan ini mengeluarkan instruksi republik buat pengumuman gencatan senjata permanen yang berlaku mulai 30 Juni 2018 dan akan berlangsung terus secara penuh dan secara permanen sampai ada kejadian sebaliknya. Pasukan SPLA mesti tetap siaga di posisi mereka dan hanya berperang untuk mempertahankan diri," kata Kiir di Juba, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.

Presiden Kiir dan Machar, pemimpin kelompok perlawanan utama Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan/Tentara Oposisi (SPLM/A-IO), menyepakati gencatan senjata permanen pada Rabu di Khartoum dalam pembicaraan langsung pertama, yang diperantarai oleh Presiden Sudan Omar Al-Bashir.

Tentara Sudan Selatan (SPLA) dan gerilyawan SPLA/A-IO pada masa lalu telah melanggar beberapa kesepakatan gencatan senjata terutama Kesepakatan mengenai Dihentikannya Permusuhan (ACOH) --yang ditandatangani pada 21 Desember 2017 di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.

Satu kesepakatan perdamaian 2015 goyah ketika pihak yang berperang kembali terlibat pertempuran pada Juli 2016 di Ibu Kota Sudan Selatan, dan memaksa pemimpin gerilyawan Riek Machar mengungsi dan hidup di pengasingan.

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018