Palu (ANTARA News) - Laporan Posko Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Sulawesi Tengah (Satkorlak Sulteng) menyebutkan hingga Rabu pagi (1/8) jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Morowali sudah mencapai 53 orang. Letkol Inf Alfred Rantetandung, koordinator Posko Satkorlak PBP Sulteng di Bandara Mutiara Palu, Rabu, mengatakan semua korban yang tewas itu berasal dari sejumlah desa di tiga kecamatan, yaitu Bungku Utara, Mamosalato, dan Soyo Jaya. Ia menjelaskan sebagian besar warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor, dan sebagian lainnya karena terbentur benda keras saat mereka berupaya menyelamatkan diri. Tetapi, katanya, jumlah korban diprakirakan masih terus bertambah, sebab sesuai laporan bahwa masih ada sekitar 31 warga lainnya yang dilaporkan hilang saat kejadian dan hingga kini belum diketemukan. Satkorlak PBP menduga ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap mereka yang belum ditemukan, yaitu mereka mengungsi masuk ke dalam kawasan hutan di sekitar desa, atau sebaliknya justru tertimbun tanah longsor. "Kita semua berharap warga yang hilang tersebut, karena mereka melarikan diri mengungsi sementara ke hutan dan masih selamat," Rantetandung yang juga Kasrem 132/Tadulako (Wilayah Sulteng). Tim SAR gabungan terdiri atas personil TNI, Polri, dibantu ratusan relawan dari berbagai elemen kini terus melakukan pencarian terhadap korban yang dilaporkan hilang tersebut. Ia juga mengatakan ada sekitar 409 warga asal sejumlah desa di Kecamatan Toili dan Toili Barat, Kabupaten Banggai (tetangga Morowali), terpaksa diungsikan ke balai desa dan rumah-rumah penduduk di Desa Sidangsari mengusul banjir yang melanda wilayah tersebut kurun sepekan terakhir. Mengenai pendistribusian bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Morowali, katanya, hingga saat ini berjalan lancar. Dua pesawat terdiri atas helikopter dan pesawat Cassa setiap hari diberangkatkan mengangkut dari Palu, Sorowako, dan Kolonodale untuk didistribusikan ke Baturube (posko induk tim SAR). Pada Rabu pagi pukul 08:15 Wita, pesawat Cassa yang mengangkut berbagai bantuan makanan dan minuman untuk pengungsi korban banjir di Kabupaten Morowali telah diberangkatkan dari Bandara Mutiara menuju Sorowako untuk diteruskan ke Baturube. Sementara pesawat Helikopter milik TNI-AU tetap stand by di Bandara Mutiara Palu dan sewaktu-waktu dipergunakan mengangkut bantuan ke lokasi penampungan pengungsi. Dijadwalkan pada Kamis (2/8) Agustus 2007, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah akan menuju Kolonodale (bekas ibukota kabupaten Morowali) yang kini dijadikan Posko Induk Satlak PBP Morowali. (*)

Copyright © ANTARA 2007