Jayapura (ANTARA News)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, mendeteksi sebanyak 70 kasus penyakit kulit frambusia di Kabupaten Kepulauan Yapen setelah melakukan survei serologi pada beberapa kabupaten di provinsi tersebut.

"Dari hasil survei serologi yang dilakukan pihaknya terdapat 70 kasus penyakit frambusia di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Manular (P2M) Dinas Kesahatan Papua, Aaron Rumanum di Jayapura, Senin.

Menurut Aaron, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 2.305 orang dengan rapid diagnostic test (RDT) di Kabupaten Kepulauan Yapen ditemukan 70 kasus dengan kategori umur 1-5 tahun.

"Survei serologi dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam darah masih terdapat penyakit frambusia. Penyakit ini harus hilang dari muka bumi," katanya. 

Survei yang sama juga dilakukan di Kabupaten Keerom, Nabire, Sarmi dan Kota Jayapura. 

Di Kabupaten Nabire, survei serologi dilakukan terhadap anak 1-5 tahun diperiksa melalui RDT ditemukan dua kasus frambusia.

Selanjutnya, Kabupaten Keerom dari 200 anak yang diperiksa melalui RDT tidak ada kasus. ?Kabupaten Sarmi dari 1.134 anak dari usia 1-5 tahun yang diperiksa melalui RDT ditemukan tujuh kasus frambusia.

Kemudian untuk Kota Jayapura, survey serologi yang dilakukan terhadap 1.890 anak yang berusia 1-5 tahun melalui RDT ditemukan dua kasus frambusia.

"Survey serologi terhadap penyakit frambusia ini sudah dilakukan sejak 2017 dan 2018," ujarnya.

Penyakit Frambusia adalah sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum, yang dimana kulit mengalami infeksi akibat bakteri tersebut.

Penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit menular, karena penularannya sangat cepat hanya dengan kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit orang lain.

Penyakit ini dapat tumbuh dan berkembang biak dengan subuh pada daerah yang tropis, panas dan hujan. Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat menjadi factor penting pada penyakit ini, karena jika lingkungan sekitar dalam keadaan kotor maka akan dengan mudah penyakit ini tumbuh subur.

Gejala penyakit frambusia, akan ditandai dengan munculnya kutil pada muka, dan pada anggota gerak seperti kaki, tangan, dan yang lainnya.

Selain itu, gejala awal pada penyakit ini akan bertahan berminggu-minggu bahkan bulan. Dan juga penyakit ini bersifat kronik, yang dimana jika tidak segera diobati akan merusak jaringan kulit, yang mana dapat menimbulkan cacat pada penderitanya.

Biasanya pada kasus yang terjadi, penyakit ini sering diderita anak berusia di bawah 15 tahun, atau antara usia 6-12 tahun. Namun potensi pada orang dewasa juga sangat tinggi jika tidak menjaga kebersihan lingkungan terutama di sekitar rumah.

Baca juga: 19 warga baduy dalam terjangkit frambusia

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018